28. Flashback Vino - Part 2

18.7K 1.5K 98
                                    

"GAK MAU!!" Suara bentakan itu membuat semua mata terfokus pada dua orang anak lelaki yang memiliki usia beda satu tahun itu. Dengan si adik yang berpose ngambek dan si kakak yang telihat flustasi melihat adiknya ngambek mereka jadi tontonan siswa SD Pratiwi.

"Pokonya aku gak mau pulang! Aku mau nginep di rumah Kak Bayu aja, Titik!" Ucap Kevin yang membuat mata Vino terbelalak saat mendengar keputusan adiknya itu.

'Yang bener,aja? Nginep lagi di rumah Bayu? Kemarin saat adiknya itu ngambek perlihal ditinggal sendiri di rumah, anak itu kabur dan nginep di rumah Bayu dan sekarang, lagi? Kenapa adiknya itu selalu lari ke rumah sahabatnya saat sedang ngambek gini? sebenernya siapa, sih kakaknya?'

Cowo itu berdecak kesal. Sedangkan Bayu yang sejak tadi menjadi penonton hanya angkat bahu. Dia tak mau ikut campur antara pertengkaran adik kakak itu atau membela salah satu dari mereka, karena kalau dia melakukan hal itu pasti urusanya bakal jadi tambah panjang.

"Adek gak boleh nakal ah... Masa mau nginep lagi di rumah Bayu, kemaren aja adek udah nginep di rumah Bayu. Tar kalau ayah tau, ayah bakal marah sama adek." Tutur Vino." Udah, mending kita pulang aja, yuk." Vino berusaha membujuk, namun Kevin masih teguh pada pendirianya. Anak itu menepis tangan Vino yang ingin menyentuh bahunya.

"Enggak, adek gak mau pulang!" Saut Kevin ketus. "Lagian kenapa kakak ngingkarin janji kakak? Kakak kan, udah janji akan nonton pertandingan aku hari ini. Tapi kakak malah gak dateng. Kakak tau aku nunggu kakak dari tadi." Omel Kevin kesal. Anak itu menatap kakaknya dengan pandangan kecewa, yang tentunya pandangan itu membuat Vino semakin merasa bersalah.

Sejujur Vino bukanya tidak tau akan kesalahanya. Dia sangat sadar dengan kesalahan yang dia buat. Karena untuk ke sekian kalinya dia kembali mengingkari janji yang dia buat pada Kevin. Namun dia tak dapat berbuat apapun, karena semua diluar dari kendalinya. Semua terjadi begitu saja dan membuat Vino selalu masuk dalam situasi yang sulit. Mana dia tau kalau hari ini penyankit adiknya yang satu lagi akan kumat. Kalau dia tau kan dia tak akan membuat janji. aah... sungguh mengesalkan.

"Kakak minta maaf, Dek... Tadi penyakit Alvin kambuh jadi, Ka..." Vino mengentikan kalimatnya saat Kevin kembali memotong. Adik kecilnya itu memang sangat susah di bujuk bila sudah ngambek begini.

"Kakak itu sama aja kaya ayah dan bunda, lebih mentingin kak Alvin daripada adek." Bagaikan pedang yang menusik tepat ke jantung Vino kata-kata Kevin begitu menyakitkan. " Adek itu cuman minta kakak nonton pertadingan terahir adek. Cuman itu aja, adek gak minta apa-apa. Apa itu terlalu susah?" Nada suara anak itu menurun. "Adek udah bisa nerima kalau ayah dan bunda lebih peduli sama Kak Alvin di banding adek, tapi kenapa Kak Vino juga ikut-ikutan? Bahkan Kak Vino sampai ngingkarin janji kakak. Adek benci sama Kak Vino!"

"Dek, kakak minta maaf...." Vino putus asa, tapi Kevin tak peduli. Anak itu berjalan meninggalkan Vino.

"Kak Bayu, ayo kita pulang." Ajak Kevin kemudian, Bayu yang mendengar namanya di sebut langsung menoleh ke arah Kevin yang sudah berjalan meningalakanya. Namuan anak itu tak langsung mendekat pada adik sahabatnya itu. Sebagai seorang sahabatny ayang baik dia pun harus berpamitan dulu pada sahabatnya. Terlebih lagi dia kan membawa pulang adik orang lain.

Bayu mendekat ke arah Vino dan mengelus punggung sahabanya yang masih mematung dengan wajah muram. Beginilah Vino, dia pasti akan langsung down setelah bertengkar dengan adiknya.

"Tenang aja, gua bakal jagain adik manja lo itu." Kata Bayu menenangkan. Sesaat anak itu tersenyum namun sedetik kemuadian matanya membulat sempurnay saat dia melihat ada sebuah motor yang berjalan dengan kecepatan tinggi ke arah adiknya.

"ADEK!!" Vino berlari ke arah Kevin lalu...

BRUKK!!

******

ANOTHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang