17. Ketakutan

24.6K 1.7K 50
                                    


Bayu tersenyum menang saat berhasil menyeret Kevin ke taman rumah sakit. Setelah 1 jam dia berusaha keras membujuk Kevin supaya anak itu beristirahat dan tak mendapatlan respon baik dari sahabatnya, akhirnya dia berhasil membawa Kevin ke zona yang lebih baik.

Zona dimana sahabatnya itu tak perlu lagi menonton adegan keluarga di dalam ruang rawat yang akan menbuat lukanya semakin meradang. Dan Bayu berharap, kalau dia bisa sedikit saja mengubah suasana hati Kevin yang kelam setelah membawa Kevin menjauh dari kamar Alvin. Karena jujur, melihat Kevin yang begitu nelangsa di depan kamar kakaknya membuat Bayu ikut merasakan kesakitan yang sahabatnya rasakan. Selain itu wajah Kevin yang terlihat sangat pucat membuat Bayu terus khawatir. Dia takut kalau kondisi kesehatan Kevin malah semakin memburuk.

Bayu kembali menoleh ke arah Kevin yang hanya diam sambil menatap kosong ke rerumputan hijau yang menyelimuti taman rumah sakit. Perlahan-lahan langit jingga berubah menjadi gelap karena mentari mulia bersembunyi ke peradabannya. Suasana taman rumah sakit yang muli sepi dan kediaman Kevin pun membuat keheningan pekat yang menimbulkan kecangguhan. Bayu tersenyum sedih melihat Kevin yang masih terpuruk. Dia benci kalau harus menyaksikan kejatuhan Kevin seperti ini. Dia benci kalau harus melihat sahabatnya yang ceriah berubah menjadi pemurung seperti ini dan lagi di saat seperti ini tak ada yang bisa dia lakukan untuk Kevin.

"Jangan bengong mulu, tar kesambet, loh." Bayu berucap sembari menyikut lengan Kevin.

Kemudian cowo yang memilik usia lebih tua dua tahun dari Kevin itu melirik jam tangannya, jam sudah menunjukan pukul 6 sudah waktunya Kevin minum obat.

Tanpa banyak bicara Bayu mengambil sebuah benda berbentuk balok dari dalam tasnya. Kemudian dia memberikan kotak bekal yang sengaja dia bawa dari rumah untuk Kevin. Sebuah kotak bekal spesial yang sengaja bundanya buat spesial pula untuk Kevin anak angkatnya.

"Nih makan dulu, terus minum obatnya." Perintah Bayu seraya menaruh kotak bekal itu ke pangkuan Kevin. Namun tak ada respon dari Kevin, cowo itu masih diam dalam lamunannya yang membuat Bayu menghela nafas berat. Dia tau, tak akan mudah menyuruh sahabatnya makan di saat keadaan sedang seperti ini. Tapi, pada saat seperti ini Kevin juga membutuhkan makan dan obatnya sebelum penyakitnya kembali menyerang.

"Lo itu jangan batu, nanti kalau lo ikut drop, lo gak akan bisa jagain abang lo lagi. Lagian dari pagi lo juga cuman makan roti, kan." Bayu kembali bersuara tapi Kevin masih diam dalam lamunannya, mengabaikan Bayu yang sangat mengkhawatirkan keadaanya. Seakan-akan Bayu hanyalah angin lewat yang tak penting.

Bayu menghela nafas berat, tak ada respon dari Kevin membuat cowo itu gemas. Sungguh, dia jadi kesal. Karna jujur saja, 'sabar' bukanlah sifat Bayu. Cowo itu kembali menyuruh Kevin memakan bekal yang dia bawa, tapi Kevin masih diam. Sahabatnya itu masih diam mematung dalam lamunanya yang terus memikirkan tentang keadaan Alvin.

Kali ini Bayu benar-benar tak dapat menahan emosinya lagi. Cowo itu mulai mengepalkan tangannya dan berdecak sebal. Dan selang beberapa detik tangan Bayu bergerak mencengkeram kerah baju Kevin dengan kasar hingga membuat tubuh Kevin mendekat ke tubuhnya dan membuat Kevin hanya terfokus pada Bayu.

Mata Kevin pun membulat sempurna melihat tindakan Bayu yang tak terduga dan tiba-tiba itu. Dia terkejut namun hanya sesaat. Karena inilah sifat asli Bayu yang sebenarnya. Pemaksa.

"Anjing! Makan atau lo gua seret ke rumah sakit bokap gua. Trus gua suruh bokap gua buat bius lo! Mau?!" Ancam Bayu penuh emosi. Cowo itu menatap Kevin geram. Kevin berdecak sebal. Kalau sudah seperti ini menurut pada Bayu adalah jalan terbaik, karena kalau tidak dia pasti akan benar-benar di seret ke rumah sakit dan menjadi tahanan ayahnya Bayu. Dan pada saat itu terjadi dia mungkin tidak akan bisa bertemu dengan kakak nya lagi.

ANOTHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang