8. Hati

27.8K 1.9K 84
                                    

Aku baik kan, aku update lebih cepet 😁


.

.

.

.

.

Another****🍀

Di dalam kelas yang sunyi senyap karena ulangan sedang berlangsung, seorang cowo terus menoleh ke arah pintu dengan perasaan gelisah. Berharap bahwa orang yang sedari tadi dia tunggu muncul dari balik pintu itu. Namun pintu itu tak kunjung terbuka dan itu membuat Iqbal semakin frustasi.

Sejak bel masuk berbunyi dan Alvin belum juga kembali ke kelas. Perasaanya langsung berubah menjadi tidak enak. Sungguh! benar-benar tidak enak!

Cowo itu jadi menyesal karena tadi membiarkan Alvin pergi mencari Kevin seorang diri. Karena itu anak tidak balik-balik juga hingga bel masuk berbunyi. Dan lagi handphonenya juga tidak aktif. Dia benar-benar takut terjadi sesuatu dengan sahabatnya.

"Shit!" cowo itu mendesa kemudian menggaruk rambutnya kasar.

****🍀

Kevin mengerenyitkan dahi dengan mata yang masih tertutup. Kepalanya kembali terasa sakit, namun rasa sakit ini lebih menyakitkan dari rasa sakit biasanya. Rasa sakit di sertai mual. Rasa sakit yang mencengkram di bagian kepala belakang yang membuat kepalanya terasa ingin pecah. Apa ini efek dari demamnya?

Perlahan-lahan dia membuka mata. Plafon putih itu menjadi pemandangan yang pertama kali dia lihat. Aroma obat di ruangan ini yang begitu menyengat. Hidungnya yang dipasangkan Nasal kanul dan punggung tanganya yang terasa nyeri karena ada jarum yang tertusuk di sana. Cowo itu mendesa, dia berada di rumah sakit. Tapi kenapa dia bisa ada di tempat ini?

Seorang cowo yang baru masuk ke ruangan itu berjalan mendekati Kevin. Ada raut wajah lega ketika melihat mata Kevin sudah terbuka. Karena akhirnya setelah 5 jam dia menunggu dan sekarang sahabatnya sadar juga.

"Kenapa gua bisa ada di sini, Bay?" Tanya Kevin lemah. Cowo itu berusaha bangkit dari tidurnya namum di cegah oleh Bayu. Cowo yang memiliki umur lebih tua 2 tahun dari Kevin itu memposisikan dirinya duduk di samping ranjang Kevin. Sesaat Bayu menghirup nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Melepas rasa sekak yang tadi terus memenuhi rongga dadanya. Kemudian cowo itu menatap Kevin lekat dengan pandangan menyelidik. Begitu banyak pertanyaan di benaknya yang ingin dia tanyakan pada Kevin, tapi sahabatnya itu malah linglung.

"Lo gak inget apa-apa?" Kevin menjawab dengan gelengan dan itu membuat Bayu berdecak sebal.

"Anjirr, lo gak inget tadi pingsan di depan rumah gua?"

"Kalo yang itu gua inget dikit."

"Huh, tadi tuh lo bikin gua panik, bego. Lo dateng ke ruang gua dan pas gua buka pintu tiba-tiba lo ambruk. Sumpah, jantung gua ampe kerasa mau copot." Jelas Bayu panjang lebar. "Untung aja gua gak mati di tempat gara-gara lo, kan gak lucu juga gua yang ganteng ini kena serangan jantung gara-gara lo." Kevin terkekeh mendengar cerita sahabatnya.

"Lebay banget lo. Gua kan cuman pingsan doang." komen Kevin sekenanya dan itu membuat Bayu tersinggung. Cowo itu merengut seperti anak kecil.

"Lebay, lebay, lo gak tau sih gimana syoknya gua tadi. Ya, Lo sih enak pingsan, dan gua yang gak tau apa-apa dan di hadiahin pinggangnya elo... " Bayu mengeluh kesal atas kejadian tadi. Sedangkan Kevin, cowo itu hanya nyengir kuda mendengar omelan Bayu yang mirip kaya emak-emak itu. Gak bisa di dipungkiri Sahabatnya itu emang ganteng, mukanya mirip kaya mario maurer, gayanya cool, tapi kalau udah ngomel jangan di tanya. Emaknya aja kalah sama dia hehe.

ANOTHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang