Sweet Escape

19.3K 3.1K 342
                                    


Kalau ditanya soal bagaimana bisa jatuh cinta, 
Jujur saja, Min Yoongi juga tidak tahu sejak kapanーdan bagaimana ia bisa terjatuh dalam pesona tuan muda Park berwajah dan kepribadian sempurna tanpa cela.

Karena menurutnya, mereka berdua itu berbeda.


Park Jimin, Slytherin
Mahasiswa tingkat dua dengan kecerdasan luar biasa. Nilainya sempurna; dan bahkan dengan membanggakan ditunjuk sebagai tangan kanan prefek Slytherin di awal-awal tahun pendidikannya di Hogwarts.

Apabila disandingkan dengan Yoongi dari sisi keenceran otak, tentu cocok, bukan? 
Karena Yoongi yang notabene berasal dari Ravenclaw sendiri juga memiliki nilai yang cukup adekuat untuknya ditunjuk sebagai calon prefek di tahun ke-enamnya nanti.


Tapi kendalanya cuma satu.


Park Jimin, Slytherin
Merupakan penyihir dari keluarga Park yang memiliki kekuasaan tinggi di daerah Busan. Memiliki nama yang begitu bersih dengan susunan silsilah darah murni.

Sungguh berbeda dengan Min Yoongi, Ravenclaw
Yang dilahirkan dari keluarga sederhana yang lumayan berada di kampung Daegu. 
Ia berdarah campuran; dengan warisan penyihir dari ibunya yang berasal dari darah campuran juga.




Mereka beda kasta. 
Dan hal itu juga yang membuat Yoongi sempat merasa ragu akan hubungan mereka yang ia rasa sangat tidak sebanding.








.
.
.
.

"Jim, mungkin sebaiknya kita akhiri saja, ya?"

"Eh?" Jimin menatap Yoongi dengan kedua alis ditekuk. Merasa tidak suka sekali dengan nada getir yang disampaikan kekasih manisnya, "Kau bilang apa, hyung?"

"Kubilang," ia menarik nafas, "Ayo kita akhiri saja. Putus?"

"Putus?" Jimin terkekeh, merasa kalimat itu luar biasa bodoh, "Kali ini kenapa lagi, huh?"

Yoongi menggeleng. Mengambil duduk di samping Park Jimin yang masih menulis laporan diatas perkamen lusuh dengan sebuah pena bulu yang ujung tintanya mulai mengering karena terdiam lumayan lama,

"Kali ini masalahnya bukan penggemarmu, Jim. Aku hanyaー"

"Jangan bilang karena kau sudah tidak menyukaiku? Benar begitu?"

"Tidak, tidak. Sama sekali tidak. Aku menyukaimu, sampai kepayahan." Yoongi tersenyum kecil, "Hanya sajaー"

"Hanya saja apa?"

Yoongi tersenyum kecut. Jimin bisa menjadi tidak sabaran dalam waktu tertentu, 
"Aku merasa tidak pantas."

"Hah?"

"Kau Slytherin. Keluargamu darah murni. Tidak pantas aku yang darah campuran ini bersanding dengan bangsawan sepertimu, tau."

"Whoa, whoa, bodoh sekali, Yoon." Jimin tertawa, "Kau kira aku peduli?"

"Bukan kau!" Geram Yoongi. Kali ini bibirnya merengut. Lucu sekali di mata Jimin yang refleks menyakup kedua pipinya untuk dikembungkan, hingga Yoongi terlihat seperti mochi juga, "Mungkin.....keluargamu?"

"Astaga!" Jimin tertawa, "Kau pikir keluargaku itu berpikiran sempit seperti abad sembilan belas, huh? Astaga kau konyol. Sumpah!"

"Jangan mengejekku."

"Aku pantas mengejekmu tau," satu colekan jahil diterima Yoongi diujung hidung. Dan debaran jantung tanpa diminta mulai mengedor tulang rusuknya ketika Jimin mendekatkan wajah hingga jarak diantara mereka hanya tersisa beberapa inchi, "Bocah."



Platform 2¹/6 ㅡvkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang