I Miss You

14.5K 2.4K 754
                                    



Untuk pertama kalinya, selama enam belas tahun ia hidup sebagai penyihir bungsu dari keluarga Jeon yang terhormat asal Busan, si kecil Jonah baru merasakan galau.

Galau; dalam artian tubuhnya lesu, wajahnya muram, pikirannya sendu, juga—ia berkali-kali menghela nafas dengan pandangan kosong.

Sayangnya bukan mengundang simpati, justru orang lain merasa gemas. Terlebih ketika si Jeon muda lebih sering menggembungkan pipi dan bibir yang merengut. Hidung bangirnya kerap kali mengerut, dan kedua netranya berkaca-kaca.

Siapa yang tidak menganggap lucu?

 

Bahkan Kim Mingyu; pemuda jangkung dengan gingsul taring dari asrama Hufflepuff yang kerap kali menempel padanya kini hanya menatap wajah Jungkook seolah tidak pernah kenyang. Sesekali terkekeh ketika Jungkook hanya akan merengek kesal sembari membalik halaman buku milik Emeric Switch setelah pelajaran dasar-dasar Transfigurasi.

 

 

 


 

“Pacarmu tidak pernah kelihatan lagi.” Mingyu berucap asal. Sebelah tangan menopang dagu, satunya lagi lebih memilih menusuk pipi kembung si kecil Jonah yang terlihat bulat dan merona peach,”Itu—Taehyung sunbae? Tumben sekali. Sudah tiga hari, loh.”

 

 

Tanpa diingatkan pun Jungkook sudah tahu.

Justru itu yang jadi masalah perguncangan batinnya sekarang.

 

“Diam ih,” ia menepis tangan Mingyu asal, “Jangan disebut-sebut.”

“Ouch! Galau?”

“Tidak tuh.”

“Kalau berbohong hidungmu panjang, loh.”

“Kau kira aku pinokio?”

“Ya sudah gigimu saja yang panjang.”

“Belum kapok?”

 

Mingyu hanya tertawa kecil. Menganggu si kecil Jonah ternyata seru juga.

Tidak heran kalau Kim Taehyung itu gencar sekali membuat si pemuda manis ini kesal. Responnya luar biasa manis, sih.

Kalau bukan karena Jungkook sudah ada yang punya, Kim Mingyu jelas mau memilikinya.

Atau—menjadi yang kedua juga tidak apa-apa. Duh, siapa yang tidak mau kalau yang disuguhi adalah pemuda yang manis seperti kelinci begini?

 


“Ck, imut,”

“Ish! Apa?!”

“Kubilang kau itu imut,” Mingyu terkekeh, sebelum menyubit gemas kedua pipi gembil Jungkook, “Gemas sekali astaga!”

Jungkook memutar matanya malas, “Kau begini lagi, kutinggal.”

“Hehe, maaf.” Seketika ia melepas kedua cubitannya. Yang dibalas hanya dengusan kesal, “Tapi serius. Kalian ada masalah? Biasanya Taehyung sunbae pasti akan kemari. Dan sekarang—“ Ia terlihat menimang sembari menatap jam pasir yang ada di sudut meja, “—Lebih dari sepuluh menit dari waktu biasanya, loh.”

Platform 2¹/6 ㅡvkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang