Park Jimin itu; tipe laki-laki yang teliti.
Yah, bisa dibilang, dia terlalu peduli akan suatu hal. Sampai detail terkecil pun tidak luput dari pandangan.
Semuanya harus sempurna. Mungkin perfeksionis merupakan kata sifat yang cocok untuk mendeskripsikan tuan muda Park dari Busan yang kini menjabat sebagai tangan kanan prefek asrama Slytherin di tahun kedua.
Senyumnya indah. Parasnya menawan.
Pesonanya? Jangan ditanya. Nyaris seluruh siswi asrama Hogwarts bahkan bisa membuat aliran 'sungai' tersendiri di balik rok mereka.
Sialnya saja dia sudah ada yang punya. Kelewat beruntung Min Yoongi.
Dan sial yang kedua; hubungan mereka rahasia. Dan tidak banyak yang tahu.
Dari semua kesempurnaan Park Jimin, sebenarnya ia juga tipe pemuda yang nakal kok.
Tapi semuanya jelas tersembunyi di balik topeng siswa sempurna yang menjabat sebagai posisi nomor satu nyaris di semua bidang khusus untuk golongan tahun kedua. Masih terlalu cepat untuknya menjabat nomor satu di Hogwarts.
Masih ada Nathaniel—Namjoon—Kim yang terlampau jenius.
Dan berbanding terbalik dari sahabat dekat seperorokannya; spesifik bernama Kim Taehyung dari asrama Gryffindor, ia merupakan laki-laki yang peka.
Peka dalam artian—
“Oi bayi. Jalanmu aneh.”
Jungkook sedikit mengernyit begitu berbalik. Satu tangan menumpu pada pintu oak yang sedikit berderik. Satunya lagi memapah pinggul.
Dan kalau dilihat dari ekspresinya; si kecil ini jelas sekali terlihat tengah menahan sakit.
“Aku bukan bayi!” Pekiknya, namun kemudian ia kembali mendesis begitu merasakan perih yang teramat seperti menusuk tulang ekornya, “Jiminnie hyung—“
“Kau habis jatuh?”
Dibalas gelengan, dan Park Jimin mengernyit disini, “Terus?”
“Aku bangun. Dan rasanya sakit begitu saja. Tidak tau ah hyung, pokoknya sakit!”
Park Jimin menaikkan sebelah alis seraya membantu memapah sang adik untuk naik ke atas ranjang. Jalannya memang sedikit terseok.
Dan rasanya dia menjadi sedikit curiga.
“Ngomong-ngomong soal bangun,” Park Jimin berucap sedikit pelan. Melirik curiga pada sang adik yang tengah menyamankan posisi di bawah selimut, “Semalam—kau tidur dimana?”
Deg,
Jungkook melirik Jimin takut. Bibir bawahnya digigit perlahan, wajahnya menunduk seraya jemarinya meremat selimut tebal rajut yang menutupi seluruh tubuhnya hingga ujung kaki.
Takut; dalam artian,
Park Jimin itu prefek ‘kan?
Sekalipun ia belum menjabat sebagai prefek yang benar-benar resmi menggantikan posisi Bae Irene yang merupakan siswi senior tahun ke-lima, tapi tetap saja Jimin juga memiliki wewenang khusus sebagai tangan kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Platform 2¹/6 ㅡvkook
Hayran KurguBercerita tentang Kim Taehyung, si singa idiot Gryffindor. Dan usahanya dalam mendapatkan cinta dari si ular kecil asrama Slytherin.