Love Equation in Astronomy

15.3K 2.6K 448
                                    


Dua hari menjelang natal, suasana suram kastil Hogwarts tetap tidak berubah. 
Masih gelap, masih mencekam, masih menyebalkan. Terutama ketika kau harus  menghadapi quiz dadakan untuk kelas Astronomy.

Dua kali sial.


Kim Taehyung tidak begitu suka memperhatikan bintang. Mereka tidak spesialーbegitu menurutnya. Hanya bersinar, memantulkan cahaya matahari, hidup beberapa abad sebelum akhirnya meledak dan mati menjadi debu. Setidaknya itu yang ia pelajari di Sekolah normal.

Tapi tidak untuk di Hogwarts. Ia belajar tentang zodiak; ia tidak percaya ramalan. Atau tentang kisah cinta antara Capella dan Vega dengan Canopus sebagai penonton mereka. Di langit selatan yang dingin dan sepi. Jauh berseberangan dari Hemisphere langit utara; yang justru hangat oleh kasih kedua bintang  terang dari rasi Auriga dan Lyra.


Jujur, ia memang memiliki ketertarikan lebih terkhusus pada dua bintang. Secara partikular pada dua bintang yang kali ini bersinar terang di kedua netra sehitam langit malam milik pemuda manis yang berdiri di hadapannya. 
Masih dengan tatapan kesal dan bibir merengut lucu. Kedua tangan di lipat di depan dada, dan satu kaki diketuk di atas lantai.

Manis sekali. Tinggi badan mereka berdua yang berbeda tipis membuat ia bisa melihat wajah ular kecilnya yang sedang kesal jauh lebih jelas.





"Kau cantik kalau kesal begitu."

"Berani bicara begitu lagi, maka siap-siap aku buat kau meledak seperti Betelgeuse."

"Loh? Memangnya sudah?"

"Kalau kau tidak berhenti sekarang juga, kau yang akan menggantikannya, hyung." Geramnya, "Sekarang minggir lah, aku harus pergi!"

Taehyung menggeleng, kedua tangan menahan bahu Jungkook erat. Mencegah pemuda manisnya pergi dengan tatapan memicing curiga, "Mau kemana?"

"Bertemu Mingyu." Ketusnya, "Sekarang mingー"

"Mingyu?!" Taehyung terkesiap, "Sejak kapan kalian berdua sedekat itu? Huh?"




Kesal? Jelas. 
Pemuda Hufflepuff bernama Kim Mingyuーsekalipun menghormatinya dengan luar biasa; terbukti dari caranya menyapa tiap kali mereka bertemu dalam satu momen acak; tetaplah menyebalkan kalau berani mencuri start. 
Disini, ia yang mendekati Jungkook lebih dulu. Seharusnya dia yang mendapat perhatian lebih.

Bukan Kim Mingyu. Yang tempo hari sempat ia kutuk hingga gingsulnya membesar dan ia mendapat howler lagi dari sang ayah yang setia memantaunya dari Daegu.





"Kenー"

"Kalau aku dekat dengan Mingyu, lantas kenapa?" Jungkook menyahut ketus, "Aku tidak marah waktu kau dekat dengan gadis Abelle Zuri itu!"

"Itu berbeda!" Erangnya frustasi, "Aku kena ramuan cinta, sayang. Kalau bukan karena ramuan biadab itu, melihatnya saja aku tidak berselera. Aku belok! Demi Tuhan!" Ia menggeram, "Aku berselera pada dirimu, ular kecilku yang manisnya luar biasa mengalahkan pie labu. Dan demi apapun, dadanya yang penuh sumpalan jelas kalah menarik dari bokー''


"Bilang bokong lagi, maka ucapkan selamat tinggal pada Soonshim." Jungkook menggeram kesal, "Dasar biadab mesum! Sana minggir!"

"Tidak mau!"

"Pergi!"

"Nope."

"Kim Taehyung!"


Platform 2¹/6 ㅡvkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang