Charms;

15.4K 2.5K 487
                                    



Kenapa Kim Taehyung tidak pernah mengingat mantera, kau bertanya?



Dunia sihir. Hogwarts. Hantu. Troll. Centaurus. Bahkan keberadaan penyihir itu sendiri merupakan hal yang sulit ia percaya untuk dianggap ada.

Karena itu, seperti yang kau ingat. Taehyung memang sulit menerima keadaannya sebagai penyihir berdarah murni. Tahun pertamanya tidak bisa dibilang mulus. Berkali-kali ia mencoba kabur dari tembok kokoh asrama Hogwarts yang membelenggunya jauh dari dunia yang ia anggap normal, namun lumpur di antara kaumnya.



Karena itu; besarnya rasa ingin untuk menjauh dari sihir membuatnya terlalu masa bodoh terhadap pendidikan sihirnya.
Ramuan, kau bilang? Ia berkali-kali gagal dalam ujian semester. Ramalan? Terbodoh. Mantera? Cih, apalagi. Satu-satunya hal yang ia sukai hanya Quidditch, karena itu menyenangkanーsetidaknya. Sekalipun dulu ia berkali-kali menolak ketika Park Bogum, kapten Quidditch asrama Gryffindor,  menawarinya posisi seeker di tahun pertama.


Karena itu, jangan kaget ketika kau mengetahui bahwa Kim Taehyung bahkan tidak mengingat mantera kutukan paling dasar sekalipun ketika berkali-kali ia jengah karena melihat Sean Baroch, si siswa Durmstrang begitu dekat dengan ular kecilnya ketika turnamen Triwizard kemarin.
Ditambah kali ini, bukan hanya Sean. Ada satu pemuda lagi yang menjadi saingan.

Ia tidak mengira akan bersaing dengan anak Hufflepuff. Sial. Salah satu keunggulan pemuda bernama Kim Mingyu itu adalah; dia pintar. Dan menyukai Herbologyーmata pelajaran dimana Jeon Jungkook merupakan bintangnya. 



Dan hal itulah yang menjadi salah satu pendorong Kim Taehyung;
Karena untuk kali keduanya dalam dua tahun ia menempuh pendidikan sihir di Hogwarts, akhirnya ia kembali menjejakkan kakinya di Perpustakaan! Yea!








.
.
.
.

"Astaga! Bajingan busuk!"

"Sudah menyerah? Wow, lebih lama lima menit dari dugaanku."

"Tidak, belum." Taehyung mendengus, kembali menengakkan punggungnya dengan satu buku tebal Achievements in Charming terbuka lebar di hadapannya. Nyaris melukai tangannya sendiri oleh tepiannya yang tajam, "Jangan menyerah, Jim. Aku belum selesai."


Park Jimin yang duduk di hadapannya memutar mata malas. Kembali membuka lembaran kedua buku yang menjadi perantara mereka dengan wajah yang kelewat jengah,

"Yang nyaris menyerah itu kau." Dengusnya, "Bagaimana bisa penyihir tingkat dua sepertimu bahkan tidak mengingat mantera. Rasanya percuma sekali kau memiliki tongkat."

"Ini cuma aksen," Taehyung menyahut ketus, "Lagipula untuk apa kita menghafal mantera kalau kita punya tongkat? Kukira itu tujuannya. Hanya mengayun dan menyentak. Dan poofーmusuhmu berubah menjadi asap."

"Kau terlalu banyak menonton kartun sepertinya," Jimin menghela nafas lelah, "Kau sudah bisa mengucapkan Wingardium Leviosa dengan benar belum?"


Taehyung mengendikkan bahu, "Lumayan."

"Ya sudah coba."

Taehyung menatap Jimin dan tongkatnya bergantian, sebelum akhirnya mencoba mengayunkannya pada pena bulu yang tergeletak di atas meja, "Wingardium Leviosaaaa~"

Hening.

Pena bulu itu tidak terangkat naik. Bergidik pun tidak. Hanya diam seolah mengejek dan Taehyung berani sumpah salah satu anak tahun pertama asrama Ravenclaw yang duduk di sudut tidak jauh dari mereka nyaris tertawa melihat percobaannya yang menyedihkan.

Platform 2¹/6 ㅡvkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang