22. {Pembalasan dendam}

654 34 29
                                    

Typo !!!

----

Elysia mengernyitkan dahi bingung begitu nelihat segerombolan murid. Dia berjalan mendekat. Tapi karena terlalu banyak murid, ia kesusahan untuk melihat.

"Permisi." Elysia menepuk pundak seorang murid. Murid itu berbalik dan tersenyum ke arah Elysia.

"Itu ada apa an sih ??" Tanya Elysia. Murid itu tidak menjawab pertanyaan Elysia, tapi dia memberikan jalan untuk Elysia.

Mata Elysia melebar, dia membekap mulut nya dengan tangan nya sendiri. Semua murid yang tadi nya gaduh, kini diam menatap Elysia.

"Ini kenapa kok bisa gini ??" Tanya Elysia. Dia masih terkejut dengan apa yang di lihatnya. Adinda, Mawar, dan Lina duduk di lantai dengan badan yang penuh dengan tepung, dan juga telur di atas kepala mereka.

"Kenapa nggak ada yang nolong ??" Teriak Elysia penuh emosi. Elysia mengulurkan tangan nya untuk membantu mereka. Semua murid hanya diam, melihat Elysia.

Adinda menatap tajam Elysia. Dia menghampaskan tangan Elysia kasar. Elysia hanya memasang wajah biasa, tidak ada raut terkejut sama sekali, saat Adinda menghempaskan tangannya.

Adinda berdiri dan menatap tajam Elysia. Elysia menunduk kan pandangan nya. Lina dan Mawar berdiri dan pergi dari kerumunan itu. Adinda masih menatap tajam Elysia.

Dia mendekat ke arah Elysia, Elysia mundur beberapa langkah. Lalu Adinda menampar Elysia dengan keras. Semua orang menatap terkejut apa yang di lakukan Adinda.

"Eh cabe. Lo apa an sih ??"

"Jalang lo."

"Lo apain Elysia gue ??"

"Gue cakar lo."

"Gue jambak lo."

Dan masih banyak lagi teriakan para murid. Semua nya sontak melemparkan tepung lagi kepada Adinda lagi. Adinda mundur sampai tembok, dia menutupi wajah nya dengan telapak tangannya.

"Berhenti." Teriak Elysia. Semua murid memberhentikan aksi nya dan menatap Elysia.

"Bubar." Teriak Elysia lagi, tapi semua murid masih bergeming.

"Gue bilang bubar." Teriak Elysia sekali lagi. Semua orang langsung bubar meninggalkan Elysia dan Adinda.

"Lo nggak papa ?? Ini gue punya jaket, mungkin bisa lo pakek." Elysia membuka tas nya dan mengeluarkan jaket nya. Elysia menyodorkan jaket nya kepada Adinda.

Adinda menatap jaket Elysia, lalu menatap Elysia. Dia menghempaskan jaket Elysia, lalu berlalu pergi meninggalkan Elysia.

Elysia memungut jaket nya di lantai, dia menghembuskan nafas panjang. Lalu pergi menuju kelas nya. Elysia tidak menyadari bahwa sedari tadi ada dua pasang mata yang melihat kejadian itu dari awal sampai akhir.

Galang dan Hendra melihat kejadian tadi dari tempat yang berbeda. Mereka tersenyum tulus melihat Elysia.

Elysia masuk ke kelas nya dengan wajah lesu. Dia melipat jaket nya, lalu menjadikan nya bantal. Elysia lagi lagi menghembuskan nafas panjang.

"Haha. Puas banget gue." Ucap Putri. Elysia mengangkat kepala nya untuk melihat Putri. Elysia menoleh ke arah Kirana meminta penjelasan. Kirana hanya mengangkat bahu nya acuh.

"Gue juga. Akhirnya si bedak tebel tuh nggak bisa mena-mena sama kita." Timpal Erika.

"Ngomongin apaan sih kalian ??" Sahut Anet. Semua langsung menoleh ke arah Anet.

"Tadi si Adinda di bully sama satu sekolah." Sahut Dini.

"Seru coy. Coba aja Elysia nggak suruh bubar." Sahut Erika. Cassandra, Anet, dan Kirana langsung menoleh ke Elysia.

Hard life [Completed] #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang