Typo!!!
--------
4 Tahun kemudian.
Seorang pria berbadan tegap, tubuh berotot, rahang tegas, dan mata yang tajam. Baru turun dari Jet pribadinya di bandara international Amerika.
Pria itu berjalan dengan angkuh dan juga kaca mata hitam yang menutupi iris abu-abunya. Dia merapikan jas yang di pakainya sambil terus melangkah. Pria itu adalah pemilik Baskoro Company. Siapa lagi kalau bukan Galang Putra Baskoro.
Pria dingin nan kejam, dia sangat anti dengan perempuan. Bahkan sekertarisnya saja laki-laki.
"Jadwal anda hari ini menjenguk kolega bisnis yang sedang sakit. Di Roses Hospital." Ucap sekertaris Galang, Angga. Angga akan berbicara formal kepada Galang saat di lingkungan kerja.
Galang hanya mengangguk kecil sebagai jawabannya, dia berjalan dengan tangan yang di masukkan di saku celana.
Galang memasuki mobilnya lalu di ikuti Angga. Mereka melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat kolage Galang di rawat.
Galang Putra Baskoro. Pemilik Baskoro Company yang dingin, kejam, pemarah, dan juga tak tersentuh. Galang tidak akan segan-segan memberi hukuman kepada karyawannya bila mereka melakukan sedikit saja kesalahan.
Dan Sally, setalah dua minggu menghilang. Sally kembali lagi ke hidupan Galang, tapi hanya sementara. Lalu setelah beberapa bulan, dia menghilang lagi dari kehidupan Galang. Dia sudah tidak tahan dengan Galang yang sudah menjadi psyco. Karena Galang selalu menamparnya saat dia menyentuh sejengkal saja tubuh Galang.
Dan itu semua Galang lakukan karena kemarahannya. Saat dia melihat Sally, dia selalu terbayang wajah Elysia yang sedang menangis karenanya. Menangis karena tindakan bodohnya.
Galang tidak pernah tersenyum, terakhir kali dia tersenyum adalah saat bersama kekasihnya. Elysia. Sampai sekarang Galang masih mencari Elysia, tapi belum juga menemukan keberadaan Elysia. Meskipun sudah mengetahui Elysia memiliki penyakit mematikan, hal itu tidak menyurutkan semangat Galang untuk mencari Elysia.
Galang berjalan memasuki rumah sakit masih dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Angga hanya mengikuti Galang dari belakang. Saat berada di depan lift, Galang melirik Angga. Angga yang mengerti arti tatapan Galang. Langsung memencet angka 4, tempat di mana kolage bisnis Galang di rawat.
Galang dan Angga berjalan menelusuri koridor lantai empat dengan gaya cool mereka, yang membuat beberapa perawat menoleh ke arah mereka. Sesekali Angga melirik no yang tertera di pintu depan ruangan. Angga berhenti di depan pintu ruangan no 12 VVIP.
"Ini dia ruangannya," ucap Angga dengan nada bicaranya yang tidak formal lagi. Karena dia dan Galang sedang berdua. Galang hanya mengangguk samar. Angga memutar bola matanya jengah melihat sikap dingin sahabatnya. Lalu dia melangkah masuk meninggalkan Galang.
Galang akan melangkah masuk ke dalam ruangan itu, tapi langkahnya terhenti saat matanya tak sengaja melihat seorang Dokter. Dokter itu mendorong kursi roda pasiennya dengan bergurau. Galang tidak bisa melihat jelas wajahnya kerena dokter itu memakai masker.
Tapi Galang merasa tak asing dengan Dokter itu. Rambut coklat bergelombangnya, dan juga mata hazelnya mengingatkan kepada seseorang. Galang melorotkan sedikit kaca mata hitamnya. Dokter itu semakin mendekat, tapi tidak melihat ke arah Galang karena di masih asyik bergurau dengan pasiennya.
"Woy bro. Lo ngapain di sini?" Tanya Angga menyentakkan Galang. Galang menggelengkan kepalanya, berusaha mengembalikan kesadarannya. Dia selalu melihat Elysia di mana-mana karena kerinduannya yang terlalu besar. Dan mungkin Galang salah melihat Dokter itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard life [Completed] #Wattys2017
Novela Juvenil[TAHAP REVISI, PERLAHAN] Hidup itu melelahkan, kadang menyakitkan, dan butuh perjuangan. Elysia Gallena Gadis yang murah senyum dan ceria. Tapi di balik senyum dan sikap cerianya. Tersimpan banyak rahasia dan rasa sakit. Bertemu dengan Badboy sekola...