31. {Pengakuan}

642 32 88
                                    

Typo !!

------

Melupakan bukanlah suatu hal yang mudah. Tapi jika kau menginginkan aku melupakan mu. Akan ku lakukan. Meskipun aku tau, itu adalah hal yang mustahil.

-Elysia-

-------

Elysia sedang memperhatikan teman-temannya yang sedang asik bergurau. Dia sedang memikirkan nasib geng Hitz.

"Woy." Panggil Elysia. Kirana, Anet, dan Cassandra menoleh kearah Elysia.

"Nape ??" Tanya Cassandra.

"Geng Hitz beneran dikeluarin dari sekolah ini ya ??" Tanya Elysia.

"Yap. Dan mereka udah jadi gelandangan." Sahut Anet.

"Iye ke ?? Tau dari mane lo kalau mereka udah jadi gelandangan. Siapa tau mereka punya usaha kecil-kecilan atau apa gitu." Sahut Kirana.

"Mereka emang udah jadi gelandangan. Kemanapun orang tua mereka nyari pekerjaan. Mereka nggak bakal ada yang mau nerima." Sahut Cassandra.

"Kok gitu ??" Tanya Elysia lagi.

"Takdir." Sahut Anet. Mereka tertawa lepas, kecuali Elysia.

"Pagi anak-anak." Sapa pak Halim yang sudah memasuki kelas.

"Pagi pak." Balas satu kelas serempak.

Pitiksquad berjalan kekantin dengan tawa yang melegar. Langkah mereka terhenti karena Kirana berhenti dan menatap lapangan.

"Eh El. Kak Galang di hukum tuh." Ucap Kirana. Elysia menoleh kearah lapangan. Galang, Kevin, Dimas, dan Angga sedang mengadah keatas menatap bendera dengan hormat.

Galang yang melihat Elysia sedang menatapnya, langsung berlari menghampiri Elysia.

"Kita duluan ya. Bye." Ucap pitiksquad lalu meninggalkan Elysia. Galang menghampiri Elysia.

Peluh sudah memenuhi tubuh Galang. Mulai dari dahi sampai badan. Karena seragam putih Galang basah, hal itu menyebabkan dada bidang Galang tercetak.

"Ya ampun kak Galang. Cool banget."

"Roti sobek !!"

"Hot !!!"

"Nikahin gue bang."

"Ya lord. Gak nahan lagi gue."

"Kak Galang. Love you !!"

Dan masih banyak teriakan para murid perempuan. Elysia memutar bola matanya jengah, melipat tangannya di bawah dada, dan menatap Galang dari atas sampai bawah.

"Buat onar lagi ??" Tanya Elysia. Galang hanya menyengir lebar.

"Parah lo bro ninggalin kita." Ucap Dimas. Dia menghampiri Galang dan Elysia, lalu mengusap butiran keringat yang membasahi dahinya.

"Aduh. Lo ngapain kesini sih. Kantin aja langsung." Sahut Angga menyeret Dimas kearah kantin, Kevin mengikuti Angga dan Dimas dengan lesu.

"Kantin yuk." Ucap Galang. Dia mencoba menggapai tangan Elysia, tapi Elysia menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya.

"Gak mau. Lo bau keringat." Jawab Elysia. Galang tersenyum miring. Elysia was-was melihat senyum Galang itu.

Galang berjalan mendekati Elysia, tapi Elysia mundur. Dengan satu langkah besarnya, Galang langsung menarik tubuh mungil Elysia kedalam dekapannya.

Elysia meronta di pelukan Galang. Dia memukul-mukul dada bidang Galang, tapi Galang malah terkekeh.

"Lo apaan sih Lang. Jauh-jauh sana." Ucap Elysia masih mencoba meloloskan diri dari dekapan Galang.

Hard life [Completed] #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang