Typo!!!
----
Elysia mengerjapkan matanya mencoba menormalkan pandangannya yang mengabur. Setelah penglihatannya membaik, dia mencoba untuk bangun. Elysia meringis sambil memegangi kepalanya, di hidungnya menjalar selang infus. Elysia meringis saat merasakan sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Kemarin dia melakukan pengobatan, dan rasa sakit yang di rasakan Elysia sangat luar biasa.
"Kamu udah bangun?" Tanya Amanda yang baru memasuki kamar Elysia. Dia duduk di sebelah ranjang Elysia dan menatap iba anaknya itu.
"Ma, kok pengobatannya sakit banget sih Ma?" Tanya Elysia masih dengan tangan yang memegangi kepala. Mata Amanda memerah, dia tidak tega melihat anaknya yang sedang menahan sakit.
"Kamu harus kuat ya supaya sembuh," ucap Amanda sambil mengelus puncak kepala Elysia dan menciumnya lama.
"Al udah berangkat sekolah ya?" Tanya Elysia yang mencoba duduk. Amanda membantu Elysia duduk. Dia menyangga punggung Elysia dengan bantal dan menyandarkannya di kepala ranjang.
"Iya. Mungkin nanti dia pulangnya sore," jawab Amanda dengan lembut. Dia tidak ingin Elysia merasa di kasihani olehnya. Karena Amanda tau, Elysia sangat benci di kasihani.
"Ma," panggil Elysia, dia menatap Amanda dengan ragu-ragu.
"Apa sayang?" Tanya Amanda lembut.
"Elysia takut," ucap Elysia pelan, dia menunduk tak berani menatap mata Amanda.
"Takut kenapa sayang?"
"Elysia takut botak," jawab Elydia polos. Dia menetap Amanda dengan pandangan cemas.
Elysia tidak ingin rambutnya habis karena efek pengobatan yang di jalaninya. Dia takut bila nanti wajahnya akan terlihat seram saat dia tidak mempunyai rambut.
"Elysia dengerin mama, Elysia nggak perlu mikirin rambut. Yang penting Elysia sembuh dulu, baru nanti mikirin rambut ya?" Ucap Amanda lembut. Elysia mengangguk dan tersenyum.
"Ma, Elysia pengen Mie ayam." Ucap Elysia dengan memasang puppy eyes. Amanda menganga mendengar ucapan Elysia.
"Ya ampun Elysia, ini New York sayang. Bukan Indonesia," ucap Amanda sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Emang ini New Yor Ma, Elysia kan nggak bilang kalau ini Indonesia." Balas Elysia.
"Kalau udah tau ini bukan Indonesia, ngapain minta Mie Ayam?" Ucap Amanda kesal. Elysia terkekeh.
"Kan Elysia bilangnya pengen. Bukan beliin," ucap Elysia. Amanda mengehela napas pasrah. Dia kalah omong dengan anaknya.
"O aja ya kan," ucap Amanda lalu berjalan menuju sofa yang ada di ruangan rawat Elysia. Amanda membuka majalah fashion yang sengaja di siapkannya agar tidak merasa bosan saat menunggu Elysia.
Elysia cengengesan melihat sikap Mamanya yang gaul. Elysia mengambil boneka Teddy bear dan memeluknya. Dia menyandarkan kepalanya di boneka teddy bearnya, dan tangannya memainkan boneka serigala pemberian Galang.
"Mama keluar cari cemilan dulu ya," ucap Amanda. Elysia mengangguk sambil tersenyum, lalu Amanda keluar dari ruang rawat Elysia.
Elysia memandangi pintu ruangganya dengan pandangan kosong. Dia menghembuskan nafas beratnya perlahan. Elysia mengedarkan pandangnnya ke seluruh ruangan.
Ruangan itu di dominasi warna putih, dengan aksen eropa yang melekat di rumah sakit ini. Dan Elysia sangat menyukai ruangannya yang bernuansa eropa ini. Elysia sudah menganggap ruangan rawatnya ini sebagai rumah kedua, dan dia merindukan segalanya yang ada di Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard life [Completed] #Wattys2017
Teen Fiction[TAHAP REVISI, PERLAHAN] Hidup itu melelahkan, kadang menyakitkan, dan butuh perjuangan. Elysia Gallena Gadis yang murah senyum dan ceria. Tapi di balik senyum dan sikap cerianya. Tersimpan banyak rahasia dan rasa sakit. Bertemu dengan Badboy sekola...