43. {Hancur}

678 28 23
                                    

Typo!!!

-----

Tok tok tok

Suara ketukan pintu itu mengalihkan pandangan seorang pemuda tampan yang sedang sibuk dengan laptopnya. Setelan jaz hitam melekat sempurna di tubuhnya, dan juga kaca mata minus yang semakin menambah tingkat ke tampanannya.

"Masuk," ucap orang itu yang tak lain adalah Galang. Pintu berwarna coklat itu terbuka dan muncul pria dengan wajah berwibawanya yang sedang di tunggu Galang dari tadi.

"Kenapa sampai sekarang belum ada kabar tentang Elysia?" Tanya Galang dengan nada tinggi.

"Saya sudah memberi informasinya dua minggu yang lalu," jawab pria itu, detektif yang di sewa Galang untuk mencari tau keberadaan Elysia.

"Tapi saya sama sekali tidak menerima informasi dari anda," ucap Galang dengan nada dinginnya.

"Informasi saya tidak sampai ke anda karena ada yang telah mengambil berkas anda,"

"Apa?" Tanya Galang dengan dahi mengernyit. Selama ini memang Galang tidak pernah menerima berkas yang berisi tentang Elysia, hanya ada berkas tentang pekerjaannya.

"Ada seseorang yang telah mencuri berkas anda tanpa sepengatahuan anda,"

"Siapa?"

"Anda ingin saya menjelaskan isi berkas itu terlebih dahulu atau pelaku itu?"

"Isi berkas itu," jawab Galang cepat. Galang menyuruh detektif itu untuk duduk di depannya lewat tatapan matanya. Detektif itu duduk di depan Galang dengan pandangan serius.

"Saya tidak berhasil menemukan keberadaan Nona Elysia, tapi saya sudah menemukan beberapa informasi penting lainnya,"

"Jelaskan cepat,"

"Nona Elysia sudah meninggalkan negara ini," ucap detektif itu. Galang membeku di tempat. Jadi selama ini, dirinya dan Elysia terhalang jarak yang sangat jauh.

"Dan ternyata, Nona Elysia menderita penyakit kanker," lanjut sang detektif. Mata Galang membulat sempurna, dia mengepalkan tangannya kuat sampai buku buku jarinya memutih.

Galang menunduk, rahangnya mengeras, dan giginya gemerlatuk. Tidak mungkin Elysia menderita penyakit seperti itu. Galang mendongak dan kilatan kemarahan terlihat jalas di matanya. Dia berdiri dari kursi kebesarannya, dan berjalan menghampiri detektif itu.

Galang mencengkram kerah baju sang detektif. Lalu di tonjoknya detektif itu sampai wajahnya lebam dan sudut bibirnya mengeluarkan darah. Galang menatap detektif itu dengan kemarahan memuncak.

"Anda jangan asal bicara. Saya membayar anda untuk mencari berita yang menurut fakta. Bukan berita yang mengada-ngada!" Ucap Galang penuh emosi.

Galang melepaskan cengkramannya dan terus menatap bengis detektif tak bersalah itu. Detektif itu bangkit dan mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya dengan punggung tangannya.

"Saya tidak pernah mengada-ngada. Dan jika anda tidak percaya, anda bisa memeriksa berkasnya di rumah sakit pusat kota." Ucap detektif itu. Galang menunjuk ke arah pintu mengisyaratkan agar detektif itu keluar, dan detektif itu keluar dari ruangan Galang. Meninggalkan Galang dengan segala kehancurannya.

Badan Galang luruh, badannya bersandar di meja kerjanya. Tangannya bertumpu kepada lututnya dan menjambak rambutnya frustasi. Galang merasa sangat tidak berguna.

Bisa-bisanya dia mengkhawatirkan keadaan Sally yang hanya pura-pura sakit, dan mengabaikan Elysia yang benar-benar kesakitan. Dan sakit yang di derita Elysia bukan sakit biasa, tapi penyakit yang benar-benar mematikan.

Hard life [Completed] #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang