46. {Love you more}

761 29 25
                                    

Typo!!

------

Galang dan Elysia keluar dari rumah sakit dengan tangan saling menggenggam dan senyum manis. Langkah Galang terhenti membuat Elysia juga ikut berhenti. Elysia mendongak menatap Galang.

"Kenapa?" Tanya Elysia. Galang menoleh ke Elysia dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Aku boleh pinjem hp kamu?" Tanya Galang. Elysia mengernyit tapi mengambil ponselnya dan memberikan ke Galang.

Galang menekan no seseorang di ponsel Elysia dan menelponnya. Tidak butuh lama menunggu orang di sebrang sana mengangkatnya. Karena orang itu langsung mengangkat panggilan Galang.

"Halo. Ini siapa?" Tanya orang di sebrang sana.

"Galang," jawab Galang santai. Elysia hanya memperhatikan Galang. Tapi dia bisa mendengar suara orang di telpon itu. Suaranya seperti suara Angga.

"Eh anjing. Lu tuh kemana aja? Pergi nggak bilang-bilang, hp di tinggal. Kalau lo ilang siapa yang gaji gue? Siapa yang gaji karyawan lo. Kridit mobil gue belum lunas anjir." Oceh Angga. Galang menjauhkan ponsel dari telinganya dan meringis.

Elysia terkikik, ternyata Angga tidak berubah. Dia masih cerewet. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang bersarang di kepala Elysia. Tapi mungkin ini bukan waktu yang tepat.

"Anjir, kayak mak-mak arisan aja lo," cibir Galang. Angga yang tadinya sedang menggerutu kini terdiam.

"Ini beneran Galang?" Tanya Angga tidak percaya. Galang mengernyitkan dahi bingung begitu juga Elysia.

"Lah. Iya lah gue Galang," jawab Galang kesal.

"Kok lu jadi cerewet biasanya lu di---"

"Gue bakal pulang telat, lo bobok yang nyeyak ya di sana. Bhay!" Ucap Galang memotong ucapan Angga dan sambungan telpon terputus. Galang mengembalikan ponsel Elysia dan kambali menggenggam tangan Elysia.

"Mau ke mana?" Tanya Elysia. Galang tampak berpikir.

"Makan dulu ya. Laper," jawab Galang dengan tersenyum lebar. Elysia menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengajak Galang ke restaurant terdekat.

"Jadi," ucap Galang sambil bersandar di kursi dan menatap Elysia. Elysia yang baru selesai menyebutkan pesenannya menoleh ke Galang.

"Jadi?" Tanya Elysia mengulangi pertanyaan Galang. Galang mengedarkan pandangannya ke penjuru restourant. Restaurant iu bernuansa jepang yang membuat pengunjungnya merasa rileks.

Galang meminum green teanya dan kembil menatap Elysia. "Kamu Dokter?" Tanya Galang. Elysia hanya mengangguk.

"Kamu liat aku tadi di rumah sakit nggak tadi pagi?" Tanya Galang yang sudah mulai serius. Elysia tampak mengingat-ngingat siapa saja yang di temuinya tadi pagi.

"Kanyaknya sih iya, tap---"

"Terus kenapa kamu ngehindar dari aku?" Tanya Galang dengan nada dingin. Elysia menggerutu sebal yang di balas dahi berkerut oleh Galang.

"Kalau orang belum selesai ngomong tuh jangan main potong aja," ucap Elysia kesal. Galang menggaruk tengkuknya.

"Maaf, kamu boleh lanjutin ucapan kamu,"

"Nggak jadi. Lupa mau ngomong apa." Ucap Elysia dengan menggembungkan pipinya. Galang menahan tawanya saat melihat ekspresi kesal Elysia.

"Ngomong atuh neng, akang teh kangen denger suara neng gelis," ucap Galang dengan alis naik turun. Elysia mencebikkan bibirnya dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Galang dan Elysia memang duduk di sebelah jendela, supaya bisa melihat pemandangan kota New York saat malam hari.

Hard life [Completed] #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang