49. {I'm yours}

738 26 22
                                    

Typo!!

-----

"Ini?"

Elysia melihat pemandangan di depannya tanpa berkedip. Galang tersenyum dan mengajak Elysia beridiri di dekat tebing. Mengerikan memang, tapi angin dan hawa sejuknya mampu membuat siapapun merasa nyaman. Galang memeluk Elysia dari belakang dan menaruh dagunya di pundak Elysia.

"Tempat ini kan?" Tanya Elysia yang masih menatap ke depan. Galang manarik pinggang Elysia ke belakang sampai Elysia sedikit mundur. Karena Elysia terlalu maju, dan Galang tidak ingin hal yang tidak di inginkan terjadi.

"Iya. Ini tempat di mana pertama kalinya kamu nyadarin aku kalau Mama sayang banget sama aku," ucap Galang. Tempat itu adalah tempat di mana Galang menceritakan latar kehidupannya kepada Elysia (liat part 9 lily)

Elysia memutar badannya sehingga menghadap Galang. Dan Elysia bisa melihat taman bunga di belakang Galang. Taman bunga yang sama seperti saat pertama kali Elysia kemari.

"Elysia," panggil Galang. Elysia menoleh ke Galang dan menatap Galang. Galang berjongkok di depan Elysia dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jasnya. Galang membuka kotak itu dan terpampang jelas cincin berlian yang sangat indah.

"Will you be mine?" Ucap Galang membuat Elysia terkejut. Elysia membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri. Ucapan Galang sangat membuatnya terkejut, sekaligus senang.

"Kita emang udah putus. Tapi aku nggak pernah nganggep kita putus. Dan sekarang, aku bukannya ingin kamu jadi pacar aku. Tapi aku ingin kamu jadi milik ku," ucap Galang. Galang menarik tangan Elysia dan mengenakannya di jari manis Elysia.

Tangan Elysia yang putih bersih menjadi sangat indah dengan cincin itu. Cincin itu bukan berarti cincin tunangan atau sebagainya, tapi cincin itu adalah tanda rasa cinta Galang kepada Elysia. Sederhana memang, tapi cinta Galang tidak sesederhana cincinnya, cinta Galang lebih dari itu yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.

Elysia melihat jarinya yang telah di hiasi cincin pemberian Galang, Elysia tidak bisa mengambarkan rasa senangnya. Tidak perlu mewah untuk menunjukkan rasa cinta, bagi Elysia ini semua sudah lebih dari cukup. Senyum senang terukir jelas di bibir Elysia, bahkan Elysia hampir saja menangis, tapi Elysia menghapus air matanya segera.

"Beridiri Galang," ucap Elysia dan Galang berdiri. Elysia maju mendekati Galang dan menatapnya dalam.

"I'm yours," ucap Elysia yang membuat Galang merasa senang bukan kepalang. Galang langsung menarik Elysia ke dalam pelukannya. Galang mencium puncak kepala Elysia. Elysia tersenyum dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Galang.

"Mulai sekarang. Nggak boleh ada rahasia di antara kita. Apapun yang terjadi kamu harus cerita ke aku ya," ucap Galang dan Elysia mengangguk.

"Brr...." Elysia menggil kedingan. Elysia memeluk tubuhnya sendiri dan menggosok lengannya. Galang yang melihat Elysia kedinginan langsung melepas jaznya dan menyelimutkannya ke Elysia.

Elysia sempat kaget, tapi keterjutannya malah menjadi rasa senang dan entah mengapa pipinya merona. Galang memeluk pundak Elysia dan mengajaknya ke mobil. Galang mendudukkan Elysia di kap mobil, lalu menggosok-gosok tangan Elysia dan meniupnya, menyalurkan rasa hangat untuk Elysia.

"Tunggu sini bentar ya," ucap Galang. Elysia mengernyitkan dahi bingung. Tanpa menunggu jawaban Elysia, Galang langsung meninggalkan Elysia.

Elysia mengeratkan jaz Galang kepada tubuhnya dan menghirup aroma parfum Galang. Perfum yang menenangkan. Elysia menggosok-gosok bahunya untuk mengurangi suhu dingin yang di rasakannya. Tempat ini memang sangat dingin, jika siang saja udaranya dingin, apalagi saat malam. Elysia bahkan belum percaya bahwa ada tempat seperti ini di kota Jakarta yang panas dan padat.

Hard life [Completed] #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang