Typo!!!
----
Elysia berjalan di koridor sekolah dengan pelan. Entah kenapa badannya lemas dan juga suhu tubuhnya naik. Setelah sampai di kelas, dia langsung menjatuhkan kepalanya di meja.
"Sehari nggak ngantuk nggak bisa ya nih anak." Ucap Anet. Dia mengira Elysia mengantuk, seperti hari-hari biasanya. Mereka tidak tau kalau Elysia sedang tidak enak badan.
"Yang ngantuk setiap hari itu lo." Sahut Cassandra.
"Tau. Lo tuh lebih parah. Lo kapan pun dan dimana pun. Pasti merem terus." Sahut Kirana.
"Mata gue emang sipit. Bukan merem." Jawab Anet kesal. Cassandra dan Kirana tertawa.
Sedangkan Elysia makin merasakan sakit. Dadanya terasa sangat sesak, kepalanya pusing, suhu badannnya makin naik, tubuhnya juga lemas. Elysia memegang hidungnya karena merasakan ada cairan hangat mengalir. Ternyata itu adalah darah.
Elysia memegangi hidungnya. Dia langsung berlari menuju kamar mandi dengan lemas. Setelah sampai di kamar mandi. Dia membersihkan darah itu di wastafle. Tapi darahnya makin mengalir deras. Darah Elysia menetas dengan deras di wastefle.
Elysia mengambil tisu lalu menyumbatkan di hidungnya. Elysia mendongakkan kepalanya untuk menghentikan pendaharan di hidungnya. Lalu dia mengambil tisu lagi, karena tisunya tadi sudah penuh dengan darah. Setelah beberap menit, akhirnya hidung Elysia berhenti mengeluarkan darah.
Sudah banyak tisu yang di penuhi darah dan juga wastafle yang di penuhi darah. Elysia menyalakan kran wastafle lalu membuang bekas tisunya ke tempat sampah. Elysia mematikan kran wastafle lalu keluar dari kamar mandi.
"Assalamualaikum." Ucap Elysia saat memasuki kelas. Bu Dian sudah duduk di bangku guru siap untuk menerangkan pelajaran.
"Kamu dari mana?" Tanya Bu Dian dengan tatapan tajamnya.
"Dari kamar mandi Bu." Jawab Elysia dengan takut.
"Ya sudah. Cepat duduk." ucap Bu Dian. Elysia duduk di kursinya dan mengeluarkan buku Matematikanya.
Elysia mendengarkan Bu Dian yang sedang menerangkan dengan menahan rasa sakit yang dirasakannya. Suhu tubuhnya sudah agak turun, tapi badannya masih terasa lemas. Dan juga dada Elysia yang terasa nyeri. Elysia meringis saat merasakan dadanya semakin sakit.
"Lo kenapa El?" Tanya Kirana. Elysia hanya menggeleng lemah. Lalu fokus mendengarkan penjelasan Bu Dian lagi.
"Kantin yuk." Ucap Anet yang sudah selesai membereskan buku-bukunya.
"Yuk."
"Lo nggak ikut El?" Tanya Cassandra. Dan lagi-lagi Elysia hanya menggeleng lemah.
"Lo mau nitip sesuatu nggak?" Tanya Kirana.
"Air putih." Jawab Elysia sambil memberi uang kepada Kirana. Lalu Kirana, Anet, dan Cassandra menuju kantin.
Elysia memejamkan matanya. Suhu badannya naik lagi, dan juga dadanya makin terasa sakit. Jack yang belum keluar kelas menatap Elysia dengan bingung.
"Lo nggak papa kan El?" Tanya Jack. Elysia hanya menggeleng. Jack menyentuh kening Elysia.
"Eh El. Badan lo panas banget." Ucap Jack panik.
"Gak papa kok. Cuma demam biasa." Jawab Elysia.
"Gue anter ke UKS ya." Ucap Jack. Elysia menggeleng lemah. Lalu Jack keluar kelas karena ada kepentingan mendadak.
Rasa sakit Elysia makin menjadi-jadi. Dadanya semakin sakit membuat Elysia kesusahan bernafas. Kepalanya pusing. Dan lagi-lagi Elysia mimisan. Elysia memegangi hidungnya lalu berlari keluar kelas dengan langkah lemasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard life [Completed] #Wattys2017
Ficção Adolescente[TAHAP REVISI, PERLAHAN] Hidup itu melelahkan, kadang menyakitkan, dan butuh perjuangan. Elysia Gallena Gadis yang murah senyum dan ceria. Tapi di balik senyum dan sikap cerianya. Tersimpan banyak rahasia dan rasa sakit. Bertemu dengan Badboy sekola...