32. {Terluka}

607 40 84
                                    

Typo !!!

--------

Elysia meringis merasakan punggungnya yang panas. Elysia menatap orang itu dengan pandangan bertanya. Orang itu membuka maskernya. Dan ternyata dia adalah Adinda.

"Bitch !!" Teriak Adinda langsung menjambak Elysia. Elysia meringis sambil mencoba melepaskan tangan Adinda dari kepalanya.

"Gue salah apa sih sama lo ??" Tanya Elysia masih mencoba menepis tangan Adinda.

"Gara-gara lo gue jadi miskin sekarang." Jawab Adinda, Elysia menghentakkan kasar tangan Adinda. Kulit kepalanya terasa panas karena jambakan Adinda.

"Emang gue salah apa ??" Tanya Elysia menatap Adinda dengan pandangan bertanya.

"Cih. Gak usah sok polos lo." Cibir Adinda.

"Tolong jelasin ke gue. Apa salah gue." Ucap Elysia lagi. Dia sudah muak di perlakukan seolah dirinya adalah pelaku kejahatan.

"Karena lo perusahaan papa gue bangkrut." Teriak Adinda. Elysia memejamkan matanya takut.

"Gue nggak ngapa-ngapain perusahaan papa lo. Gue nggak tau apa-apa." Jelas Elysia.

"Gue udah muak liat muka lo. Mendingan lo mati." Ucap Adinda. Dia mengeluarkan pisau dari kantong jaketnya.

Elysia membelalakan mata melihat pisau itu. Pisau putih mengkilap dengan ujung yang sangat runcing. Elysia menelan salivanya kasar. Adinda mendekat ke arah Elysia dengan tawa puas.

Wajah Elysia pucat pasi, keringat dingin sudah bercucuran di pelipisnya. Elysia mencoba menghindari Adinda. Tapi tidak bisa, karena di sebelahnya terdapat tong sampah besar, dan di belakangnya adalah tembok.

Adinda menggenggam erat pisau nya, lalu meluncurkan nya ke arah perut Elysia. Elysia hanya bisa memejamkan mata sambil mencengkram kuat roknya. Pipi dan juga bulu mata lentiknya sudah basah karena air mata.

Tiba-tiba ada yang memegang tangan Adinda mendorong Adinda sampai tersungkur di tanah. Elysia memebelalakkan matanya terkejut.

"Kak Hendra." Ucap Elysia dengan air mata yang masih mengalir.

"Lo udah gila hah ??" Bentak Hendra dengan suara yang sangat lantang. Bahkan Elysia tersentak kaget mendengar nada bicara Hendra.

Adinda bangkit berdiri, dia menatap Elysia dengan pandangan benci, lalu beralih menatap Hendra dengan pandangan memelas. Adinda menyembunyikan tangannya yang masih menggenggam pisau di balik punggungnya. Hendra belum menyadari kalau Adinda mesih memegang pisau.

"Kamu kenapa selalu bela dia sih ??" Tanya Adinda dengan nada manjanya. Hendra mengepalkan tangannya kuat-kuat, sampai buku buku jarinya memutih.

"Stop gangguin Elysia. Atau lo bakal mati di tangan gue." Ucap Hendra dengan nada dingin, tapi mampu membuat bulu kuduk siapa saja merinding.

"Kamu juga stop belain si Bitch itu." Jawab Adinda masih dengan nada manjanya.

"Jelas-jelas dia yang salah. Kenapa kamu masih belain dia sih ?" Lanjut Adinda dengan cemberut.

"JELAS-JELAS LO YANG SALAH. KALAU LO NGGAK NGEBULLY ELYSIA. MUNGKIN LO NGGAK BAKAL JADI GELANDANGAN !!!" Teriak Hendra penuh emosi. Dia sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Untung Hendra belum melakukan kekerasan fisik kepada Adinda.

"Kak udah kak." Ucap Elysia sambil mencoba menjauhkan Hendra dari Adinda. Karena Elysia tau kalau Adinda masih memegang pisau.

"Aku juga nggak bakal jadi gelandangan kalau dia nggak ngadu ke semua orang." Jawab Adinda dengan air mata. Air mata palsu. Cukup sudah. Hendra sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.

Hard life [Completed] #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang