Bagian 10

8.8K 448 0
                                    

"Nada, ayo cepet habiskan sarapanmu. Hari ini biar papa yang antar kamu ke sekolah." ujar Pak Hendrawan sambil berdiri di ambang pintu.

Nada yang tengah melahap sarapannya, langsung menoleh ke arah papanya.

"Emangnya Om Pandu kemana, Pa?" tanyanya bingung.

Biasanya tuh orang udah nongol subuh-subuh di rumah gue. Hmm, tumben. batin Nada.

"Lettu Pandu ada apel pagi tadi jam enam. Dia sibuk di lapangan." jawab Pak Hendrawan sambil melirik jam tangannya.

"Ayo, cepat! Udah jam tujuh! Kamu mau terlambat?" ujar sang papa tegas. Nada langsung bergegas.

"Iya, iya, Pa," ujarnya. Nada lalu meneguk tandas segelas susu di depannya. Lalu ia menghampiri papanya yang tengah menunggu di ambang pintu rumahnya.

Setelah siap, mereka melajukan mobil menuju gedung sekolah Nada.

"Sukses untuk ujianmu," ujar Pak Hendrawan. Nada tersenyum manis lalu menyalimi papanya tersebut.

"Terimakasih, Pa. Assalamu'alaikum," ucapnya.

"Wa'alaikumsalam."

Gedung sekolah masih ramai dengan para murid yang bergegas masuk ke kelas mereka masing-masing.

"Pagi, Nada," sapa beberapa siswa laki-laki di lorong kelas. Nada tersenyum dan mengangguk sopan.

"Pagi, Nada," sapa beberapa teman sekelasnya. Ada Intan, Imel, Shanti dan Ridwan.

"Pagi juga," ucap Nada sambil berlalu.

Begitu banyak temannya yang menyapa pagi ini. Terutama para murid laki-laki. Dan Nada hanya meresponnya dengan senyum, sapaan dan anggukan sungkan.

Sedang sibuk melirik jam tangannya, Nada tak melihat siapa orang di depannya. Sehingga ia tak sengaja menabrak Kevin. Hal itu membuat Nada terjatuh ke lantai.

"Hei, jalan tuh lihat-lihat dong!" ujar Kevin sewot. Tampaknya ia sedang asyik berjalan dengan gengnya. Sorot matanya menajam bagai belati. Tapi, ketika Nada mendongakkan kepalanya, sorotan itu luluh seketika.

"Eh, Nada," Kevin lalu membantu Nada untuk berdiri.

"Pagi, Nad," sapanya. Nada tersenyum simpul.

"Sorry, ya," ucap Nada. Kevin menggeleng tegas.

"Eh, nggak. Justru aku yang minta maaf. Maaf ya," ujar Kevin. Nada mengangguk pelan.

Kriinggg!!! Bel masuk pun berbunyi. Nada pamit untuk segera masuk ke kelas.

"Siapa tuh, bro?" tanya Adrian, teman satu geng dengan Kevin.

"Wih, sasaran baru, ya?" timpal David.

"Bening banget. Si Vivian kalah, tuh," tukas Randy.

"Eh, Vin, tuh cewek buat gue aja lah... Lu kan udah ada si Vivian," pinta Adrian seraya merangku pundak Kevin.

"Eh, enak aja lo! Inceran gue, tuh. Lu aja sono sama si Vivian. Ogah gue," elak Kevin.

***

"Assalamu'alaikum," sapa Nada. Ia menduduki kursinya di sebelah Zara.

"Pagi, Nad," sapa Zara. Untuk yang kesekian kalinya Nada menerima sapaan seperti itu. Ia merasa senang karena mempunyai banyak teman di sekolah barunya.

"Pagi juga, Zara." ucap Nada seraya tersenyum manis.

"Assalamu'alaikum anak-anak..." sapa Bu Sarah. Beliau adalah guru Fisika di kelas Nada.

Disappeared Memory (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang