Bagian 19

6.9K 410 4
                                    

Nada tengah mengawali paginya dengan wajah bete. Ya, hari ini hari Rabu, tapi Nada sengaja tak masuk sekolah dikarenakan libur. Para guru memberi kesempatan refreshing pada para murid untuk mempersiapkan mental menghadapi UAS yang akan dilaksanakan tiga hari ke depan. Disaat para siswa berteriak kegirangan karena sekolahnya libur selama tiga hari, Nada justru menekuk wajahnya. Pasti akan sangat membosankan berada di rumah. Karena Zara berada di Tokyo selama tiga hari ini, dia ikut liburan bersama orang tuanya. Awalnya ia mengajak Nada ikut serta. Namun, Nada menolaknya halus karena tak ingin mengganggu quality time sahabatnya bersama keluarganya. Ia lebih memilih untuk menyendiri di rumah.

Hatinya tak ceria kendati suasana rumah kembali ramai dengan kedatangan papa. Em, sebenarnya nggak ramai sih. Mengetahui sifat papanya yang cenderung pendiam dan irit bicara. Alih-alih ramai, suasana rumah justru makin terasa sepi seperti rumah kosong.

Nada melafalkan bait-bait lagu dengan merdu di atas kursi dekat balkon. Ia memetik senar gitarnya merdu. Berusaha menyapa sang mentari yang belum tampak meninggi. Hangatnya sinar mentari menyeruak masuk ke pori-pori kulit bersih milik Nada.

Nada POV

I'm standing on the bridge
I'm waiting in the dark
I thought that you'd be here
by now...

Sedang asyik bernyanyi sambil bergitar, tiba-tiba suara gagah milik para tentara muda yang sedang lari pagi begitu menggangguku.

"Satu, dua! Satu, dua!"

"Eh, ada bidadari nyangkut di atas. Cah ayu, kenapa galau di atas?"

"Lagunya galau amat, Neng,"

"Kenapa galau, Mbak? Ditinggal pacar nugas ya? Wislah, karo aku aja,"

"Eh, itu bukannya mbak cantik yang kemarin jalan kaki ke depan asrama ya?"

Aku mendengus sebal. Tak kuhiraukan ocehan tak jelas mereka. Aku kembali melanjutkan bait laguku.

There's nothing but the rain
No footsteps on the ground
I'm listening
but there's no sound...

Tok... Tok... Tok...

Aihh. Lagi-lagi waktuku terganggu. Aku berdecak kesal. Siapa pula yang mengganggu kejombloanku pagi ini.

"Nada, ini papa." ucap suara papa di luar.

"Masuk saja, Pa."

Ceklek, kriiiit... Pintu berderit terbuka.

"Nak, ayo sarapan. Makanannya udah disiapin di bawah." ajak papa.

Aku tersenyum. "Papa ke bawah duluan aja, nanti Nada nyusul."

Papa mendesah. "Ya udah. Jangan lama-lama main gitarnya. Papa tunggu di bawah." ujarnya. Aku kembali tersenyum. Kemudian tangan tegap papa menutup pintu.

Isn't anyone trying to find me?
Won't somebody come take me home

It's a damn cold night
trying to figure out this life
Won't you take me by the hand
Take me somewhere new
I don't know who you are
But I..
I'm with you
I'm with you

I'm looking for a place
I'm searching for a face
Is anybody here i know?
Cause nothings going right
And everthings a mess
And no one likes to be alone

Isn't anyone trying to find me?
Won't somebody come take me home

It's a damn cold night
trying to figure out this life
Won't you take me by the hand
Take me somewhere new
I don't know who you are
But I..
I'm with you
I'm with you

Why is everything so confusing?
Maybe I'm just out of my mind

It's a damn cold night
trying to figure out this life
Won't you take me by the hand
Take me somewhere new
I don't know who you are
But I..
I'm with you
I'm with you

Take me by the hand
Take me somewhere new
I don't know who you are
But I..
I'm with you
I'm with you

Aku menghela nafas. Entah mengapa hari ini aku merasa sangat kesepian. Aku juga belum sempat meminta maaf pada Om Pandu karena kejadian di telepon bulan lalu. Sungguh, waktu itu bukan maksudku memintanya jauh dariku. Bukan maksudku menerangkan bahwa aku tak nyaman dengannya. Sumpah, aku merasa senang sekali saat ia rajin meneleponku hanya sekedar bertanya keadaanku. Bagiku, itu... Romantis.

Dan, entah mengapa, saat ini aku mengharapkan kehadirannya di sisiku. Aku... Merindukannya. Ya, merindukan pria dingin itu.

"Nggak ada lagu yang lain ya, selain lagu galau?"

Aku tercekat mendengar suara berat khas seorang laki-laki yang kukenali. Aku membulatkan mataku, lalu menoleh ke belakang.

Lelaki itu. Dia sedang berdiri di ambang pintu sambil tersenyum melihatku. Tubuh kekarnya masih terbalut seragam lengkap dengan ransel dan baret kebanggaannya.

"Eh?"

***

Yeayy update lagii!! Maaf yaa part ini sengaja dibikin pendek. Huehehehee😅

Pantengin terus kelanjutan kisah kasih dua sejoli Pandu dan Nada ya, dua sejoli yang terpisahkan karena sebuah memori.

Maafkan typo yang bertebaran yaa readers 🙏🙏🙏

Disappeared Memory (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang