Suara berisik yang datang dari alarm ponselnya berhasil membuat Kanzia bangun dari mimpi Indah-nya.
Dia mengucek matanya, lalu berjalan menuju kamar mandi dengan malas. Kalau saja hari ini bukan hari pertama dia masuk sekolah. Mungkin Kanzia masih bermimpi indah diatas tempat tidurnya.
Kanzia menghadap ke kaca besar yang ada di dalam kamarnya setelah memakai baju seragam sekolah berwarna putih dengan lambang osis dibagian saku, dan juga rok abu-abu selutut yang sangat pas dipakainya.
Dia menyisir rambutnya, lalu memoleskan bedak diwajahnya dan juga ditambah liptint merah muda yang diberi oleh Aretta.
Setelah itu dia turun dari kamar sambil menenteng sepatu all-star yang bertali putih dan juga tas ransel berukuran sedang yang tersampir di bahu kanannya.
"Pagi Ayah Bunda ku sayang!" sapa Kanzia setelah duduk disamping kursi Alvino, dan dihadapannya ada Aretta sedang menuangkan nasi goreng kedalam piringnya.
"Pagi sayang!" sahut Aretta, Alvino tidak menyahut seperti yang Aretta lakukan. Dia hanya memberi senyuman sambil mengusap kepala Kanzia.
Kanzia mengambil sendok lalu mulai memakan sarapannya sebelum terlambat.
Setelah sarapan, dia meminum susu coklat hangat yang Aretta buat untuknya.
"Kamu udah siap belum, ayuk kita berangkat." ajak Alvino yang sedang dipakaikan dasi oleh Aretta.
"Udah kok, ayuk berangkat." sahutnya seraya mengambil sepatunya untuk di tenteng, dia ingin memakainya di dalam mobil saja.
Aretta menepuk bahu Alvino sambil tersenyum, kemudian dia salim pada suaminya yang sekarang sedang mencium keningnya.
Kanzia tersenyum dalam diam, dia senang pagi-pagi begini sudah disuguhi adegan manis dari kedua orangtuanya.
"Aku berangkat dulu ya Bunda. Doain semua lancar," ucap Kanzia mencium punggung tangan dan pipi Aretta.
"Hati-hati ya sayang!" sahutnya seraya mengantar keduanya sampai naik kedalam mobil.
Kanzia membuka jendela mobil Alvino lalu melambaikan tangan sambil tersenyum pada Aretta yang ikut melambaikan tangan padanya.
"Zi Bunda ko cantik ya?" tanya Alvino pada Kanzia yang sedang mengikat tali sepatu.
"Siapa dulu dong Bunda'nya aku!" sahut Kanzia bangga setelah selesai mengikat tali sepatu putih itu, membuat Alvino tersenyum sambil mengambil stir ke kanan.
"Itu kamu pake tali sepatu putih emang boleh?" tanya Alvino sambil menunjuk sepatu Kanzia dengan tangan kirinya.
"Boleh Yah, kalo nggak boleh aku buat peraturan baru" sahut Kanzia menyeringai, lalu kemudian meraih ponsel dan membuka app line untuk mengabari ketiga sahabatnya.
Anaknya para cogan (4)
Kanzia : gue udah dijalan, yg smpe dluan tunggu gue diparkiran.
Arisha : minta tungguin kaya mau ngajak ribut diparkiran.
Freya : baperan lo Ris.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAENZIA
Teen Fiction"Andai kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, mungkin gue nggak akan nyakitin lo kaya gini. Iya kan?" "Kalaupun kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, gue akan tetap atur hati gue untuk sayang sama lo. Ya walaupun lo nggak sayang sama g...