0013

67.9K 5.3K 395
                                    

Hari ini adalah haru sabtu, hari liburnya anak sekolah.

Kanzia sudah mengambil posisi duduk didalam mobil Alvino.

Hari ini Kanzia akan diajak jalan oleh Alvino sebagai balasan karena Alvino yang selalu sibuk.

"Kamu yakin mau ke pameran buku aja?" tanya Alvino.

Kanzia mengangguk semangat.

Tak lama sampailah mereka di depan gedung bercat putih jingga yang terdapat hiasan patung burung.

Kanzia turun dari mobil dengan semangat, dia berjalan sambil menggandeng tangan Alvino.

"Ayah, mau beliin aku buku apa aja kan?" tanya Kanzia, Alvino mengangguk sambil tersenyum.

Kemudian Kanzia melangkah menuju buku komik yang ada di bagian belakang. Alvino ikut membuka beberapa buku, melihat tumpukan buku yang tertata rapi ini, membuat Alvino ingat saat dulu dia menemani Aretta pergi ke pameran buku. Alvino tersenyum hangat.

Kanzia beralih mengambil buku komik yang bersampul warna-warni, saat dia sedang membaca, ada seorang anak perempuan kecil yang menarik-narik ujung jaketnya.

Kanzia menoleh lalu menaikan kedua alisnya "Kenapa?"

"Tolong ambilin buku yang gambalnya tikus dong Kak." pinta anak kecil itu, sambil menunjuk salah satu buku yang berada didekat Kanzia.

Kanzia menunjuk buku yang tadi ditunjuk oleh anak kecil itu "Yang ini?" ucap Kanzia lalu anak kecil tadi mengangguk.

Kanzia mengambil buku tadi, lalu memberinya kepada anak kecil tadi sambil tersenyum.

"Makasih ya Kak."

"Irdin— Kanzia?"

"Eh, hai Kak?"

Alvino sontak menoleh "Siapa Zi?" tanya Alvino.

Rendra dengan sigap menjulurkan tangannya "Saya Rendra. Kakak kelas Kanzia." Alvino hanya ber 'oh' ria sambil membalas uluran tangan Rendra.

"Kalo aku Ildina Om" ucap Irdina sambil menjulurkan tangannya. Alvino membalas juluran tangan Irdina dan Irdina mencium tangan Alvino.

"Pinter banget, kamu umur berapa?" tanya Alvino.

"Lupa Om" sahut Irdina. Kanzia tertawa kecil.

"Kok bisa lupa?" tanya Alvino.

"Aku lapel soalnya, abang nggak ngajakin aku makan dalitadi," sahut Irdina, Rendra tersenyum kikuk sambil mengelus rambut adiknya.

"Yaudah yuk, kita makan. Salim dulu sama Om dan Kakak" ucap Rendra.

"Mmm... Gimana kalo kita makan bareng? Kanzia juga belum makan tadi, ya kan Zi?" tawar Alvino, Kanzia menaikan kedua alisnya.

Sebenarnya dia ingin bilang tidak, tapi perutnya tidak bisa di ajak bekerja sama. Jadi Kanzia hanya memberi anggukan serta senyuman untuk Irdina.

"Asyik, makan sama ceweknya abang!" ucap Irdina, Kanzia, Rendra membulatkan mata mereka. Sedangkan Alvino hanya tertawa kecil.

"Yaudah yuk!" ajak Alvino.

Irdina tiba-tiba saja menggandeng tangan Kanzia. Kanzia hanya tersenyum sambil mengusap kepala Irdina.

"Aku gandeng gapapa ya bang?" ucap Irdina pada Rendra. Sedangkan Rendra hanya mengangguk kecil.

Selang beberapa menit mereka sudah sampai disebuah restoran yang letaknya di ujung jalan.

Mereka sudah memesan apa yang ingin mereka makan. Dan setelah lima belas menit semua yang mereka pesan sudah berada di atas meja.

Irdina memakai ikan filled'nya dengan lahap, begitupun Kanzia. Sesekali Kanzia menyuapi Irdina, begitupun sebaliknya.

RAENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang