0031

64.5K 4.7K 689
                                    

Bell pulang sudah berbunyi dua menit yang lalu. Siswa siswi SMA Greetel juga sudah berkeliaran menuju rumah masing-masing.

Dan sekarang, Kanzia tengah duduk sambil menunggu Pak Abar yang akan datang menjemputnya.

Sebenarnya Kanzia tidak ingin pulang bareng Pak Abar melainkan ingin pulang bareng Rendra. Tapi setelah kejadian saat istirahat tadi, setelah Rendra memberinya jus alpukat. Kanzia tidak melihat batang hidung Rendra lagi.

"Hallo calon pacar!" seru Rael, yang tentunya mengagetkan Kanzia.

"Apa?"

"Lagi nunggu dijemput ya?"

"Hm."

"Kenapa nggak pake sayap aja?"

"Ha? Sayap?"

"Iya, lo'kan bidadari, masa nggak punya sayap."

Kanzia memutar kedua bola matanya.
"Daritadi gue nggak liat si tenyom"

"Tenyom?" Kanzia menautkan kedua alisnya.

"Rendra," sahut Rael sambil mendarat duduk disamping Kanzia.

"Tenyom itu apa sih?"

"Ha itu apa ya?" Rael menggaruk-garuk kepalanya, masa dia harus menjelaskan bahwa tenyom adalah kata monyet yang dibalik? "tenyo—"

Dering ponsel Kanzia membuat Rael menghentikan ucapannya.

"Itu Pak Abar telfon,"

Kanzia menaikan kedua alisnya, lalu beralih menatap ponselnya, dia mengangkat ponselnya, menggeser tombol hijau lalu menempelkan ponselnya ke daun telinga.

"Hallo Pak? Kenapa?"

"Non, maaf tapi ini kayanya Pak Abar nggak bisa jemput. Ini mobil bannya pecah non, Pak Abar harus bawa ke bengkel dulu. Non Kanzia pulang naik taksi dulu gapapa kan ya?"

Kanzia menelan ludahnya.

"Oh yaudah iya Pak. Hati-hati ya Pak."

"Iyaa non, non Zia juga ya hati-hati."

"Iya Pak." Kanzia mematikan sambungan telepon lalu menaruh ponselnya ke dalam tas.

"Eh kenapa? Pak Abar pasti nggak bisa jemput, ya kan?" suara Rael kembali terdengar ditelinga Kanzia.

"Iya, gue balik dulu ya." sahut Kanzia lalu berdiri.

Rael ikut berdiri "Gue anterin."

"Duh nggak usah, gue naik taksi aja."

"Taksi mahal, kalo sama gue gratis."

Sebelum Kanzia membuka mulut, matanya melihat Rendra yang berjalan. Senyum Kanzia tidak bisa dia sembunyikan. Tapi tak lama senyum itu memudar begitu saja, saat dia tahu ternyata Rendra tidak berjalan ke arahnya melainkan ke arah parkiran. Padahal dia bisa lihat jelas bahwa tadi Rendra sempat melihat dirinya.

Rael yang melihat perubahan wajah Kanzia buru-buru menoleh ke belakang, dia ingin memastikan apakah Rendra yang melakukannya. Dan ternyata benar.

Rael menghembuskan nafasnya "Ayo, balik nanti keburu sore. Dicariin ibu mertua nanti."

Kanzia menoleh lalu menganggukkan kepalanya pelan.

Saat Kanzia dan Rael berjalan menuju pelataran parkir, bisa Kanzia lihat Rendra yang melesat pergi menghilang setelah melewati gerbang SMA Greetel.

"Nih." Rael menyodorkan helm kehadapan Kanzia.

Kanzia menerimanya, lalu memasangnya.

Setelah itu vespa Rael berjalan, membawa Kanzia dan Rael pergi dari sana.

RAENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang