0041

65.9K 4.7K 116
                                    

Kanzia turun dari vespa Rael, kedua tangannya menenteng sekantung buah.

"Makasih ya Kak, maaf gue ngerepotin."

Rael membuang nafasnya "Sekali lagi lo ngomong gitu, gue kasih hadiah mobil cantik." sahut Rael seraya melepas helm dari kepala Kanzia dengan lembut.

Kanzia tertawa kecil "Makasih ya Kam, maaf gue ngerepotin." ucap Kanzia lagi.

"Aduh," Rael menepuk keningnya "maaf, mobil cantiknya belum dibeli. Jadi ditunda dulu hadiahnya."

"Hahah, gue juga cuma bercanda kali, "

"Seneng bisa bercanda sama lo." ucap Rael menatap mata Kanzia.

Kanzia membalas tatapan mata Rael yang sedang memamerkan senyum manisnya.

"Gue masuk dulu ya, lo hati-hati." ucap Kanzia, memutuskan kontak matanya. Dia membuka pintu gerbang, lalu menutupnya.

"Seneng juga dihati-hatiin sama lo. Seneng, banget."  ucap Rael, lalu menjalankan vespanya.

Menelusuri jalanan aspal, lampu merah, rumah kosong, dan juga gerbang perumahannya.

Rael langsung melenggang masuk karena pintu gerbang masih terbuka, saat dilihat ternyata ada Rendra yang berdiri didekat gerbang. Nampaknya Rendra baru saja pulang, dan berniat utnuk menutup pintu gerbang.

Rendra menaikan satu alisnya, darimana Rael jam segini baru pulang? Apa Rael pergi dengan...

"Lo nggak abis sama Kanzia kan?" tanya Rendra.

Rael yang sedang membuka helm sontak menoleh "Kok lo tau si? Oh ini, insting pacar kali ya? Eh tapi tunggu, emang lo masih pantes disebut pacarnya Kanzia?"

Rendra berjalan mendekati Rael, tangannya terulur untuk mengangkat kerah baju Rael. Selalu, Rendra memang sangat mudah tersulut emosi jika sudah berhadapan dengan Rael.

"Tenang bos, biasa aja." Rael berhasil menghindar.

"Lo abis kemana sama Kanzia?"

Rael menaruh helmnya di kaca spion "Ke supermarket, tempat dimana lo temenin Daniza belanja."

Rendra terdiam.

"Tenang, cuma gue yang liat lo sama Daniza. Kanzia enggak. Lo nggak usah panik gitu,"

"Apaan si lo!" Rendra mendorong bahu Rael.

"Gue bilang biasa aja. Ini dirumah. Bukan diluar."

Rendra mengepal tangannya.

"Gue mau masuk." Rael melangkah, tapi tepat didepan pintu Rael berhenti, dia menoleh ke belakang "gue cuma mau bilang, kalo lo masih ngerasa Kanzia milik lo. Ya lo jaga dia lah, jangan sibuk jagain cewek lain. Dan satu lagi, kalo lo beneran pacar Kanzia, belajar jujur ke dia, lo nggak bisa terus-menerus bohongin dia." Rael kembali melanjutkan langkahnya.

Rendra menendang ban vespa Rael.

"Tendang pohon aja bro, jangan ban vespa gue. Mahal tuh." ucap Rael dari balik pintu.

Rendra tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia menendang pot bunga yang ada didekatnya.


▲▲▲▲

Pagi ini Rael sudah siap untuk berangkat sekolah, dia menyampirkan tasnya di bahu kanan lalu keluar setelah menunjukkan jari tengahnya pada Rendra.

"Mi, Rael jalan dulu." pamit Rael.

"Eh sebentar, kamu tahu nggak ini pot siapa yang pecahin?" tanya Maryam saat Rael menyaliminya.

RAENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang