epilog

82.3K 4.5K 254
                                    

"Kan sakit kan, batu sih dibilang jangan main ujan, malah main ujan, sukurin." oceh Kanzia setelah sampai di kamar Rael, dan melihat pacarnya itu tengah berbaring dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya.

Kanzia membuang nafasnya "Lulus-lulusan boleh Kak, coret-coretan juga boleh. Tapi ya kalo ujan, neduh dulu." Kanzia menarik selimut yang menutupi wajah Rael.

Rael langsung tersenyum lebar dengan hidung yang merah lantaran flu.

"Galak amat si, pacarnya sakit bukannya di sayang-sayang, malah diomelin, sama aja kaya Umi woo." ucap Rael lalu berusaha duduk dengan bersandar pada sanggahan tempat tidur.

"Hmm... Coba sini." Rael mendekatkan wajahnya ke Kanzia.

"Ck munduran," Kanzia mendorong wajah Rael dengan telapak tangannya.
"Mashaallah, untung sayang."

Kanzia meletakkan telapaknya dikening Rael, suhu badan Rael masih tinggi.

"Makan ya, abis itu minum obat. Badan kamu masih panas." Kanzia mengambil sebuah piring berisi bubur hangat yang tadi dibawanya.

"Suapin ye."

"Ogah, makan sendiri lah."

"Lah gimana seh. Pacar kamu lagi sakit loh ini."

"Siapa?"

"Aku."

"Yang nanya..." Kanzia tertawa membuat Rael mengerucutkan bibirnya.

"Utuk utuk, Kak Raelnya aku ngambek. Sini-sini aku suapin,"

"Ge, nggak mao."

Kanzia menyodorkan sendok kehadapan Rael "Yakin nih nggak mau? Kapan lagi coba disuapin sama cewek secakep gue, ntar nyesel lo,"

"Pede banget si, pacar siapa si lo?"

"Alvaro Mel."

"Rael Alfano."

"Adicandra."

Rael tertawa kecil sambil mengacak-acak rambut Kanzia.

"Ck rapihin nggak!"

"Yee!"

Rael merapikan rambut Kanzia, dengan lembut "Udah."

"Yaudah sekarang buka mulutnya, aaaa..."

"Bbbb...."

"Ck, a ga!"

"Iya iyaa!"

Rael membuka mulutnya, lalu menelan bubur yang baru saja masuk. Kanzia kembali menyuapinya, terus begitu hingga bubur itu habis tak bersisa.

"Anak pintar!" Kanzia mengusap pipi Rael.

"Usap lagi dong."

"Pake sepatu mau?"

"Dih jangan."

"Yaudah diem." Kanzia mengambil plastik berisi obat demam. Dia menuang obat cair itu ke sendok teh, lalu meminta Rael menelannya.

"Pait-pait!"

Kanzia buru-buru menyodorkan air hangat. Rael langsung menghabiskan setengahnya.

"Istirahat lagi deh sekarang."

"Gue maunya Kanzia, nggak mau istrahat, gimana dong?"

Kanzia memutar bola mata.

"Hahah!" Rael tertawa.

"Yaudah kalo nggak mau tidur, diem aja. Gue mau ngerjain tugas biologi dulu." ucap Kanzia seraya mengeluarkan buku lks biologi dan juga pensil dari dalam tasnya.

RAENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang