"Lo ya anak setan, besok-besok mah kalo nggak niat nemenin ya nggak usah nemenin!" oceh Bede pada Rael yang baru saja duduk di warung Bi Leha.
"Lagian milih komik sejuta tahun lama banget." sahut Rael sambil menyalakan rokok.
Pagi ini adalah hari senin, dan mereka sangat tidak suka mengikuti upacara. Jadi disinilah mereka, di warung Bi Leha sambil menunggu upacara selesai.
"Lagian orang kaya dia lu ajak ke toko buku, mana betah," sahut Rayi lalu mengigit tempe goreng yang hari ini adalah sarapan paginya.
Rael membuang asap dari mulutnya "Jadi yang salah bukan gue kan ya?"
"Tai lu bau! Ya lo lah yang salah." sahut Bede.
"Udah si kaya cewek aja lo, pake di bahas segala," sahut Adib yang sedang tiduran.
"Tau nanti gue beliin permen deh, tapi jangan marah lagi." sahut Rael membuat kedua temannya tertawa, sedangkan Bede malah makin cemberut.
Tak lama dari itu, bisa mereka dengar suara bel berbunyi, pertanda jam pertama akan dimulai, Rael buru-buru membuang rokoknya, meminum air putih dan memakan permen agar bau rokok tidak tercium dari mulutnya.
Sedangkan yang lain sudah pada berjalan duluan.
Rael menghentikan langkahnya saat melihat Kanzia yang masih ada dilapangan.
"Kanzia!" panggilnya lalu melangkah menghampiri Kanzia.
"Ah lo! Gue cariin daritadi," sahut Kanzia membuat kedua alis Rael naik.
"Lo nyariin gue? Oh lo kangen ya? Tapi kan baru kemarin ketemu masa udah kangen aja."Kanzia menaikan satu alisnya "Nggak usah gede rasa bisa?" Rael yang mendengarnya tersenyum "Nih," Kanzia menyodorkan ktp Rael yang kemaren tertinggal di dirinya.
Rael menatap ktp yang disodorkan oleh Kanzia "Makasih Zi."
"Lain kali kalo upacara ya upacara jangan kabur." sahut Kanzia lalu ingin melangkah meninggalkan Rael menuju kelasnya. Kanzia sudah benar-benar tidak betah dengan tatapan cewek-cewek yang ada di lantai tiga tepatnya di depan deretan kelas dua belas, tapi Rael malah menahan lengannya.
"Ck apaan si lo?" Kanzia berusaha melepas tangan Rael.
"Bentar dulu kenapa si. Gue mau nanya."
"Yaudah lepas dulu tangan guenya!"
Rael melepas tangan Kanzia.
"Jaga jarak, munduran lo dikit. Gue nggak mau kakak kelas yang ada di atas pada salah paham sama gue." ucap Kanzia membuat mata Rael menatap ke atas, ke lantai tiga dimana banyak anak cewek yang sedang melihat ke arahnya, atau lebih tepatnya ke arah Kanzia."Pagi cewek-cewek!" ucap Rael sedikit berteriak seraya tersenyum lebar, membuat Kanzia menoleh dan ikut melihat ke lantai tiga.
"PAGI RAEL GANTENG!!"
Kanzia memicingkan matanya lalu kembali menatap Rael.
"Tenang aja mereka nggak akan salah paham. Tapi kalo sampai ada yang macem-macem sama lo, bilang ke gue." ucap Rael yang kembali fokus pada Kanzia.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAENZIA
Roman pour Adolescents"Andai kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, mungkin gue nggak akan nyakitin lo kaya gini. Iya kan?" "Kalaupun kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, gue akan tetap atur hati gue untuk sayang sama lo. Ya walaupun lo nggak sayang sama g...