"Kanzia buka dong pintunya ih!" seru Freya sambil mengetuk pintu kamar Kanzia. Hari ini dia, Arisha dan Sheeva sengaja datang ke rumah Kanzia untuk menghabiskan hari minggu mereka.
"Zi gue bom nih ya pintu kamar lo!"
"Kalo di bom nanti ancur semua sama rumah-rumahnya bego!"
"Oh iya lupa"
"Ck, KANZIAAA!" Sheeva berteriak sangat kencang. Beruntungnya Alvino dan Aretta tengah pergi berdua. Jadi Sheeva aman.
"Aw!" Kanzia jatuh dari tempat tidurnya.
"Siapa si ah, ganggu banget!" Kanzia menyipitkan matanya melihat ke jam yang terletak di atas meja kecil yang berada didekatnya.
"Astaga Kanzia ya, tetap nggak dibuk—" ucapan Arisha terhenti saat melihat Kanzia yang menampakkan wajah bantalnya dari balik pintu kamar yang baru saja dibuka.
"Apaan si?, nggak tau orang ngantuk apa?!"
"Berisik lo!" Arisha, Freya dan Sheeva malah mendorong badan Kanzia agar mereka bisa masuk ke dalam. Kanzia hanya memutar kedua bola matanya.
"Awas-awas!" Kanzia menyingkirkan ketiga temannya untuk kembali tertidur di atas kasur.
"Udah pagi woi gila dan lo mau tidur lagi?" ucap Sheeva sambil menarik tali tasnya yang terjepit badan Kanzia.
"Lo yang gila, orang jelas banget ini masih pagi." sahut Kanzia dibalik bantal."Sejak kapan jam sebelas masih terbilang pagi?" sahut Sheeva lagi.
Arisha dan Freya hanya menikmati, Kanzia dan Sheeva memang sudah biasa seperti ini.
"Bawel banget si lo!" Kanzia bangkit dari tidurnya. Lalu berjalan menuju kamar mandi.
Setengah jam kemudian, Kanzia keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe dan juga handuk putih untuk membungkus rambutnya yang basah.
"Kemarin gue ketemu Kak Rendra pas lagi jalan sama ayah gue." ucap Kanzia, ketiga sahabatnya serempak meninggalkan kegiatan wefie mereka.
"Seriusan!? Terus terus gimana?" ucap Arisha semangat."Dia sama adiknya, kalo nggak salah namanya Irdina. Terus gue makan bareng gitu." sahut Kanzia sambil meraih ponselnya.
"Sumpah lo?" sahut Sheeva.
Kanzia malah senyum-senyum sendiri, matanya tak beralih dari layar ponselnya.
Arisha melirik Sheeva. Sedangkan Sheeva melirik Freya, dan dengan kompak mereka mendekat ke arah Kanzia. Berusaha melihat apa yang membuat Kanzia jadi senyum-senyum sendiri.
"Zi ini gue Rendra. Add back ya." ucap Freya, Kanzia sontak menoleh dan menutup layar ponselnya.
"Lo!"
"Utuk-utuk. Udah rela ngasih id line ke Kak Rendra ternyata"
"Pantes senyam-senyum sendirian!" ucap Arisha dan Sheeva bergantian.
"Apaan si, gue nggak senyum-senyum. Lagian juga gue kasih id gue ke dia karena nggak mau dibilang sombong aja." sahut Kanzia sambil berjalan menuju meja riasnya. Tangannya mengambil pelembab wajah.
"Orang kalo lagi jatuh hati ya gitu. Suka ditutup-tutupin." sahut Sheeva.
"Apaan yang ditutupin?" tanya Freya sambil mengangkat kedua alisnya.
"Mata batin lo yang ditutupin." sahut Sheeva sambil membuka tasnya, dia mengambil kamera andalannya.
"Ya emang ditutup, kalo mata batin gue dibuka yang ada gue bisa liat temen lo." sahut Freya sambil menunjuk Sheeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAENZIA
Teen Fiction"Andai kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, mungkin gue nggak akan nyakitin lo kaya gini. Iya kan?" "Kalaupun kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, gue akan tetap atur hati gue untuk sayang sama lo. Ya walaupun lo nggak sayang sama g...