Hari ini hari sabtu. SMA Greetel libur. Jadi hari ini Kanzia dan Rendra berniat untuk kencan.
"Mau keliling Indonesia atau keliling hati aku?" canda Rendra diatas motor.
Kanzia menepuk bahu Rendra "Apa si lo? Haha!""Haha, udah sampe nih. Turun-turun,"
Kanzia tertawa kecil, lalu turun dari motor Rendra.
Rendra membuka helmnya. Dia menaruhnya diatas kaca spion.
"Sini gandeng." ucap Rendra lalu mengambil tangan Kanzia.
Mereka berjalan sambil berpegangan tangan menyusuri taman ini.
Ada banyak sekali orang yang berdagang.
Kanzia membeli gulali, lalu memakannya berdua bersama Rendra.
Setelah itu mereka mencoba-coba topi dan juga kacamata, berselfie ria lalu tertawa.
Mereka telihat sangat bahagia.
"Za, gue ke toilet bentaran ya?" ucap Nata, teman Daniza. Mereka hanya berdua di taman ini. Katanya ingin quality time berdua.
"Oke deh jangan lama-lama tapi!"
"Siap!"
Nata lalu berjalan menuju toilet. Sedangkan Daniza duduk dibawah pohon.
Tangannya mengotak-atik kamera dslr yang menunjukkan foto-foto dirinya dan juga Nata.
"Zia! Sini haha!"
Tunggu. Suara itu.
Daniza menoleh ke depan. Tidak ditemuinya, lalu dia menoleh ke kanan. Tidak ditemuinya, tapi saat dia menoleh ke kiri. Tepat. Bisa dia lihat Rendra tengah bercanda tawa bersama seorang cewek.
Sesak. Hati Daniza sangat sesak melihat itu.
Siapa cewek itu? Kenapa dia bisa berdua disini dengan Rendra? Dan tunggu? Bukannya Rendra bilang bahwa dirinya sedang sakit? Lalu kenapa dia ada disini?
Tubuh Daniza bergetar karena panik. Dia juga khawatir. Pikiran buruk langsung berkeliaran diotaknya.
Matanya mulai meneteskan beberapa air mata, saat melihat Rendra kini tengah memeluk cewek itu. Rendra memeluk cewek itu.
Daniza menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya.
Hatinya yang khawatir berubah menjadi amarah. Dia bangkit dari duduknya. Berniat untuk menghampiri mereka, tapi sebuah tangan menyangganya. Menahan lengannya untuk tetap ada disana.
Daniza sontak menoleh, dia sangat terkejut saat menemui siapa yang menahan tangannya.
"Gue mohon. Jangan kesana." pinta Rael dengan sangat hati-hati.
▲▲▲▲
"Halo? Iya Nat. Maaf ya, ini mendadak banget urusannya. Iyaa Nat iya. Gue udah dijalan. Lo hati-hati ya. Iyaa bye." Daniza mematikan sambungan telefonnya dengan Nata.
Matanya menatap Rael yang mengajaknya kesini. Duduk dikursi yang berada dibawah pohon besar.
"Kenapa lo nggak bolehin gue untuk samperin mereka? Lo ini sebenernya siapa?" mata Daniza berkaca-kaca, ingin menangis. Hatinya masih terasa sakit karena diotaknya terus berputar adegan Rendra dan cewek tadi.
"Lo belum tanya ke Rendra siapa gue?"
Daniza terdiam. Waktu itu dia memang menanyakan soal Rael pada Rendra. Tapi karena Daniza pikir itu bukan hal yang penting, jadi Daniza mengurungkan pesan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAENZIA
Novela Juvenil"Andai kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, mungkin gue nggak akan nyakitin lo kaya gini. Iya kan?" "Kalaupun kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, gue akan tetap atur hati gue untuk sayang sama lo. Ya walaupun lo nggak sayang sama g...