Bell masuk berbunyi nyaring hingga terdengar diseluruh penjuru kelas. Tapi hal itu tidak membuat langkah Rael terhenti untuk menuju kelas Kanzia.
Kaki Rael dengan pasti melangkah masuk. Tanpa peduli tatapan dari beberapa penghuni kelas ini, karena tatapan Rael hanya jatuh pada Kanzia yang sedang mengambil sesuatu yang jatuh di bawah meja.
Rael mengisyaratkan sesuatu, lalu Arisha yang hari ini duduk bersama Kanzia, dengan peka berdiri dan membiarkan Rael duduk disamping Kanzia.
"Nih pulpen nggak bis— Kak Rael?"
Rael tersenyum semanis mungkin "Pagi, calon pacar!" ucap Rael membuat beberapa telinga yang mendengar langsung menoleh.
Kanzia menelan ludahnya "Apaan si Kak?"
Rael menopang kepala dengan tangan kanan "Udah sarapan belum?" tanyanya sambil menaikan satu alis.
Kanzia mengalihkan pandangan dari Rael "Udah tadi." sahutnya.
"Bohong. Lo pasti belum sarapan kan?"
"Apa si, nih ya. Kalo gue bohong, gue makin cantik." Kanzia melirik ke depan pintu, berharap ada guru yang masuk agar Rael segera pergi dari kelasnya.
Rael mengubah posisi duduknya. Dia memperhatikan wajah Kanzia dengan seksama.
"Apa?!"
"Kayaknya lo bohong deh,"
"Kok?"
"Iya, itu buktinya. Lo makin cantik."
Kanzia memutar kedua bola matanya. Apa Rael kerjaannya gombal kaya gini setiap hari?
"Kemarin pulang bareng siapa?"
"Kenapa jadi nanya gue terus deh?"
"Yaudah, gantian. Lo yang nanya gue."
"Nanya apa coba, mana gue tau."
"Coba tanya gini. Kak Rael suka nggak sama Kanzia? Nah nanti gue jawab deh."
"Emang apa jawabannya?"
"Kepokan?"
"Dih, nggak tuh. Udah sana ke kelas lo."
"Nggak ah, gue mau pindah kelas kesini aja. Biar bisa ada di deket lo terus."
Kanzia hanya diam. Dia bingung harus melakukan apa.
Matanya beralih kembali menatap pintu, beruntunglah Pak Jun guru biologi yang sudah separuh baya, masuk dengan membawa tas jinjingnya.
"Tuh, udah ada Pak Jun. Sana ke kelas. Gue mau belajar." ucap Kanzia, Rael menoleh ke depan.
"Nanti aja, lagian dia juga nggak akan sadar kalo gue ini bukan anak kelas sini."
"Batu banget sih."
"Gapapa."
"Pak. Pak Jun. Ini nih, ada kakak kelas yang disuruh balik ke kelasnya tapi nggak mau balik daritadi." ucap Kanzia sedikit berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAENZIA
Подростковая литература"Andai kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, mungkin gue nggak akan nyakitin lo kaya gini. Iya kan?" "Kalaupun kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, gue akan tetap atur hati gue untuk sayang sama lo. Ya walaupun lo nggak sayang sama g...