0039

66.1K 5K 168
                                    

Angin sore berhembus damai mengibas rambut Kanzia.

Detik demi detik terasa berjalan dengan lambat.

Rael melirik kaca spion, lalu tersenyum. Walaupun Kanzia tidak memperlihatkan senyum padanya, Rael tetap bahagia Kanzia mau duduk dibelakang jok vespanya lagi setelah kejadian yang menyakitkan hati Rael itu.

Mereka sudah memasuki kompleks, Rael sedih. Jika dia bisa memperlambat waktu, Rael mau malakukan itu sekarang agar bisa lebih lama dengan Kanzia. Tapi sayang pada kenyataannya Rael tidak bisa.

Rael menyipitkan matanya, begitupun Kanzia. Karena tepat di depan sana ada seseorang yang tengah berdiri disamping motornya, memperhatikan mereka. Dan Kanzia yakin, itu adalah Rendra.

Rael memberhentikan vespanya, Kanzia langsung turun dari sana.

"Oh, jadi gini, kamu pergi sama dia?" ucap Rendra. Kanzia berjalan mendekatinya, tangannya berusaha membuka pengait helm. Tapi tak berhasil.

"Aku nggak pergi sama dia. Tadi-tadi kita ketemu, terus dia anterin aku kesini." sahut Kanzia.

Rael turun dari vespanya "Tenang aja,gue yang paksa buat anterin Zia, bukan Kanzia yang mau." Rael menjulurkan tangannya untuk membuka pengait helm yang terpasang dikepala Kanzia.

Rendra yang melihat itu buru-buru mendorong bahu Rael. Kanzia tertegun.

Rael berdecih "Gue cuma mau bukain helm dia."

"Nggak perlu, biar gue yang bukain helm cewek gue!" sahut Rendra, ketus.
Rael hanya menaikan kedua alisnya.

Rendra mendekati Kanzia, membuka pengait helm, lalu Kanzia melepasnya.

Rendra mengambil helm itu dari tangan Kanzia, lalu melemparnya pada Rael dengan kasar. Beruntung Rael dengan sigap berhasil menangkapnya.

"Udah selesai kan urusan lo?" ucap Rendra, tangan kirinya merangkul pundak Kanzia.

Rael menatap tangan Rendra, lalu Kanzia "Udah." lalu melangkah naik ke atas vespanya.

Rael menaruh helm tadi di lengannya "Makasih Zi udah mau dianterin sama gue." ucap Rael, lalu benar-benar menghilang dari hadapan Kanzia dan Rendra.

Rendra menatap kepergian Rael dengan kesal. Dia cemburu melihat Kanzia diboncengi oleh Rael.

"Kamu kenapa mau dianter sama dia?" tanya Rendra, melepas rangkulannya.

Kanzia menoleh lalu menyelipkan rambutnya ke daun telinga "Aku tadi emang udah nolak untuk dianter sama dia. Tapi karena tadi taksi nggak ada yang lewat, jadi aku-aku terima tawaran dia."

"Kamu dari mana emang?"

"Harusnya aku yang tanya. Kamu darimana? Dari pagi aku nunggu kabar dari kamu. Tapi nggak ada-ada,"

Rendra diam.

"A-aku tadi ada urusan dari pagi, jadi aku nggak pegang hape. Aku minta maaf."

Kanzia diam.

"Zia maaf," Rendra menangkup wajah Kanzia.

RAENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang