Rael membuka pengait helm yang Kanzia pakai. Lalu Kanzia tersenyum dan berterima kasih.
"Zi!" panggil Rael membuat langkah Kanzia menuju gerbang terhenti.
Kanzia menoleh "Apa?"
"Lo nggak mau hati-hatiin gue?" ucap Rael sambil menaikan satu alisnya.
"Mmm... Oke. Hati-hati ya, sayang kalo kenapa-kenapa motor vespa'kan mahal." ucap Kanzia lalu membuka gerbang dan masuk serta menutupnya kembali tanpa menunggu balasan dari Rael.
"Jadi dia khawatirin vespa gue? Bukan guenya?" Rael mengelus dadanya "sabar El, bentar lagi juga lo yang dikhawatirin." ucap Rael sambil menyalakan mesin vespanya, lalu pergi dari depan rumah Kanzia.
Sedangkan dibalik gerbang, Kanzia sudah tidak menahan tawa lagi karena mendengar ucapan Rael.
"Kanzia?" ucap Aretta dari arah belakang berhasil mengagetkan Kanzia.
"Bunda ih! Kaget tau!"
"Kamu lagian ketawa-ketawa sendiri. Emang kamu ketawain apa?"
"Itu tadi ada kucing kaget Bun. Lucu aja gitu jadi aku ketawa."
Aretta memicingkan matanya "Kamu abis jalan sama Kak Rael itu ya?"
Kanzia menaikan kedua alisnya "Ngg—iya hehe."
"Pantesan ketawa gini. Ketawa seneng kan kamu? Bukan ketawa karena ada kucing yang kaget?"
"Bunda apa si, sotau ah."
"Cie anak bunda!" Aretta mencoel-coel pipi Kanzia.
"Bunda mah ih." Kanzia mau tak mau jadi tersenyum. Tapi senyumannya tak lama sedikit pudar karena melihat layar ponselnya menyala. Ternyata ada satu pesan yang masuk.
Rendra : udah dirumah belum Zi?
Bisa dipastikan sekarang Kanzia sedang tersenyum sumringah.
"Hm mulai deh mulai senyum sendiri. Tadi ketawa sendiri, sekarang senyum. Aduh dasar anak muda!"
"Bunda, aku tidur dulu ya. I love you so much!" Kanzia mencium pipi Aretta, lalu berlari menuju kamarnya.
Menutup pintu kamar lalu mengetikkan pesan untuk Rendra.Kanzia : udah ko ka, baru aja sampe.
Rendra : yaudah, istirahat.
Kanzia : iya, bye ka.
Rendra : bye cantik.
Kanzia lagi-lagi dibuat senyum oleh pesan singkat dari Rendra.
"Gue kenapa jadi aneh gini? Gue nggak suka'kan ya sama Kak—Kak Rael?"
ka rael
panggilan masuk"Apa?"
"Jangan jutek sama gue sekali aja bisa nggak?"
"Nggak bisa, udah kebiasaan."
"Jahat amat. Untung gue suka sama lo, coba kalo enggak."
"Kalo enggak, kenapa?"
"Kepokan. Ciee Kanzia kepo."
Kanzia membuang nafasnya sedikit sebal.
"Yaudah, mau ngapain telpon gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAENZIA
Teen Fiction"Andai kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, mungkin gue nggak akan nyakitin lo kaya gini. Iya kan?" "Kalaupun kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, gue akan tetap atur hati gue untuk sayang sama lo. Ya walaupun lo nggak sayang sama g...