0023

69.6K 4.7K 377
                                    

"If he love you what would you do?"

Kring...
Suara bell istirahat menggema begitu saja, membuat Mr. Bobo menghela nafas karena mau tak mau dia harus menyelesaikan pelajarannya, dan membiarkan pertanyaan dari teks yang baru saja dia lontarkan menggantung tak ada jawaban.

"Okey class, our time is over, see you next week! Good bye!" ucap Mr. Bobo lalu merapikan beberapa kertas dimeja, bersamaan dengan penghuni kelas yang mulai berhamburan, begitu pula dengan Kanzia dkk. Mereka ingin menyerbu kantin agar rasa lapar terganti dengan rasa kenyang.

"Zi bakso satu," ucap Sheeva sambil menepuk pundak Kanzia yang sedang berdiri si stand abang bakso.

"Satu doang nih? Nggak pake kuah? Ditusuk pake tusukan gigi?" sahut Kanzia.

Sheeva memutar kedua bola matanya "Kalo belgi nggak usah ditunjukin gitu, malu sama umur." Kanzia menepuk kening Sheeva.

"Gue mau beli es buah aja ah," seru Freya.

"Ih kan es buahnya kebanyakan agar-agar, lo masa lupa?" sahut Sheeva.

"Terus beli apa?"

"Beli es kelapa aja, sekalian nih gue titip." sahut Arisha lalu duduk dibangku dekat stand abang bakso itu.

"Yaudah sini, ongkirnya sepuluh ribu ya." sahut Freya sambil mendekati Arisha, lalu mengarahkan tangannya.

"Apaan lo, harga es kelapanya aja cuma lima ribu! Masa mahalan ongkirnya. Ga mending gue jalan sendiri!" ucap Arisha, bangkit lalu berjalan menuju tukang penjual es kelapa.

Sheeva tertawa kecil melihat Freya yang berlari mengejar langkah Arisha, sedangkan Kanzia sibuk menuangkan garam ke atas baksonya.
"Eh bakso gue, mana?" tanya Sheeva saat melihat Kanzia yang berjalan untuk duduk dibangku dekat stand.

"Itu bawa sendiri, masa gue bawain. Kerajinan amat." sahut Kanzia sambil menuangkan sambal.

Sedangkan Sheeva mengerucutkan bibirnya, lalu mengambil mangkuk baksonya, dan duduk dihadapan Kanzia.

"Eh Zi, arah jam dua belas"

"Kenapa?"

"Ada Kak Rendra, kayanya dia otw kesini tuh!"

Kanzia terdiam beberapa detik.

"Gue mau beli minuman dul-"

"Nggak usah beli Zi. Nih gue beliin lo teh kotak." potong Rendra sambil menyodorkan teh kotak ke Kanzia.

Kanzia menoleh "Eh Kak, nggak usah. Gue beli aja."

"Kata Mama gue kalo rezeki ditolak itu dosa"

"Eh iya iya sini teh'nya, makasih ya." sahut Kanzia buru-buru, karena takut dosa, jadi Kanzia terima saja.

Rendra tersenyum lebar lalu menaruh teh tadi di tangan Kanzia yang mengadah.

"Bang, baksonya satu." ucap Rendra sambil mengangkat satu tangannya, agar abang bakso melihatnya.

"Pasti sebentar lagi doi bakal bilang—" ucap Sheeva berbisik pada Kanzia.

"Gue duduk disini ya?"

Sheeva tersenyum miring "Kan bener kan!"

Kanzia menginjak pelan kaki Sheeva.

"Duduk aja Kak," sahut Arisha yang baru saja tiba bersama Freya.

Sheeva menoleh lalu meminta es kelapa Freya.

"Beneran boleh gue duduk disini?" ucap Rendra, matanya menatap Kanzia, seperti menunggu Kanzia untuk mengatakan iya.

RAENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang