Tadinya Kanzia ingin pergi ke kantin bersama ketiga sahabatnya, namun niat itu dia batalkan karena melihat adanya Rendra disana.
Dan sekarang disinilah Kanzia, duduk di bangku pinggir lapangan sambil membaca novel fantasi yang dibelikan oleh Alvino, sama seperti Alvino, Kanzia memang suka membaca buku sejak kecil.
Nampaknya Kanzia sudah sangat terbawa ke dalam alur cerita novel yang sedang dia baca, sampai-sampai dia tidak perduli pada suara teriakan cewek-cewek yang sedang menonton permainan sepak bola antara kelas 11-ips satu dan 12-ipa 2.
Kanzia mengernyitkan dahi saat melihat sebuah bola yang berhenti tepat dibawah kakinya.
"Woi lo tolong tendangin bolanya!" teriak seorang cowok dari tengah lapangan.
Awalnya Kanzia tidak perduli dan tetap membaca hingga suara itu kembali terdengar.
"Woi lo yang lagi baca buku. Ambilin bola gue bawa kesini!" dan perintah tidak sopan itu membuat Kanzia geram.
Dia mengangkat kepala, melipat buku ditangannya. Lalu menatap dingin cowok yang tadi meneriakinya.
"Lo yang tendang bola ini, kenapa jadi nyuruh gue buat bawa bola itu kesana?! kenapa nggak lo aja yang lari dan ambil bola ini?!" ucap Kanzia lalu pergi dari sana, menyisakan tatapan kagum dari seroang cowo yang tadi meneriakinya.
Tatapan kagum dari seorang Rael Alfano Adicandra. Anak dikelas 11-ips satu. Banyak digandrungi wanita karena tampan, suka membuat onar dan suka bertengkar. Sebut saja dia Bad Boy SMA Greetel.
"Gue selesai." ucap Rael pada temannya, lalu keluar dari lapangan menuju loker dan mengambil kaus seragamnya disana. Pergi ke toilet untuk mengganti baju lalu keluar dengan baju seragam yang berantakan karena tidak dimasukkan kedalam celana abu-abunya, rambutnya juga sedikit berantakan dan untunglah ada salah satu yang tidak berantakan, yaitu wajahnya yang sudah kembali bersih dari debu lapangan.
"Woi lo sini!" Rael sedang memanggil seorang cowok berkacamata tebal yang baru saja lewat di hadapannya.
"Taro baju gue di dalam tas." begitu ucapnya lalu pergi begitu saja setelah meletakkan baju olahraganya diatas tangan cowo tadi. Padahal dia tidak mengenal siapa cowo itu.
Rael berjalan menuju kantin, menghampiri Pak Lolo penjual es. Membuat beberapa cewek yang sedang mengantri disana memilih untuk minggir.
"Pak minta es satu, nanti saya bayar pake duit." ucap Rael santai sambil berpegangan pada tiang penyangga.
"Kamu yang kemarin aja belom bayar. Mau minta lagi? Enak aja saya gamau ngasih." sahut Pak Lolo sambil menuang air kedalam gelas yang sudah diisi minuman mangga dan es batu.
"Kan saya bilang, nanti dibayar pake duit." ucap Rael sambil meraih gelas tadi lalu pergi menuju meja yang letaknya jauh dari Pak Lolo yang sedang menggeleng-geleng kepala.
Rael duduk di pojok kanan kantin. Dia sudah menghabiskan setengah isi dari es mangga tadi.
Matanya melihat sekitar kantin, mencari seorang cewek cantik yang tadi berani berkata tidak mau mengambilkan bola untuknya. Namun dengan sayang matanya malah menangkap figur seorang cowok dengan rambut klimis seperti baru saja terkena air hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAENZIA
Teen Fiction"Andai kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, mungkin gue nggak akan nyakitin lo kaya gini. Iya kan?" "Kalaupun kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, gue akan tetap atur hati gue untuk sayang sama lo. Ya walaupun lo nggak sayang sama g...