0027

57.9K 4.7K 1K
                                    

Rael menggaruk kepalanya, dia sebal lantaran tidak bisa tidur. Padahal dia sudah berusaha keras sejak tadi. Dan sekarang jam sudah menunjukkan angka sembilan.

Rael berdecak, lalu memakai jaketnya dan keluar dari kamar setelah mengambil kunci vespanya di meja kecil dekat kasurnya. Dia menuruni anak tangga, lalu menoleh ke ruang keluarga dimana terdapat Rendra yang tengah tersenyum sambil menatap ponselnya.

Rael mengambil kemoceng yang berada didekatnya, lalu melemparnya dan tepat mengenai wajah Rendra. Rael berlari sebelum Rendra menghabisinya.

Dia menutup pintu lalu berlari untuk membuka gerbang, setelah itu menghampiri vespanya dan menjalankannya tanpa menutup kembali gebang rumahnya.

"Sialan!" umpat Rendra dari balik jendela.

Rael menghembuskan nafas lega, dia menghirup udara malam yang segar diatas vespanya yang menuju warung pecel ayam Bu Popon.

Setelah sampai Rael memarkirkan vespanya. Dia memicingkan mata saat melihat figur Suma yang tengah mengunyah tempe goreng dipinggir jalan tepat di sebelah warung pecel ayam Bu Popon.

"Woi! Pantes aja ya lo nggak ganteng-ganteng. Makannya gorengan mulu," ucap Rael sambil menepuk pundak Suma lalu duduk dibangku plastik yang ada disamping Suma.

Lalu sesuatu jatuh ke dalam selokan.

"Apaan tuh yang jatoh?" tanya Rael lalu menoleh "oh hape."

Suma menoleh, Rael menaikan satu alisnya "Hape lu bego yang jatoh!" seru Suma membuat keduanya menoleh ke bawah selokan lalu berteriak.

"Anjir! Baru lunas bulan kemarin ini hape, astagfirullah!" panik Rael lalu bangkit dari duduknya, begitupun Suma dan juga si abang tukang gorengan yang ikut menoleh ke selokan.

"Mati gue! Gimana ini, udah gelap ada air'nya lagi ini selokan. Gimana Ma hape gue gimana?!" Rael menggoncang tubuh Suma, hingga tempe goreng yang Suma pegang terjatuh.

"Tempe gue." Suma memasang wajah dramatisnya.

Rael menjitak kepala Suma "Tempe-tempe, hape gue lebih penting daripada tempe lo!"

Suma membalas jitakan Rael "Ambil bego gece jangan ngoceh aja keburu tenggelem!"

Suma mengeluarkan ponselnya, lalu menyalakn senter.

"Terus gimana? Gue turun gitu?!"

"Ya masa gue! Kan itu hape lu!"

"Yaelah!"

"Udah si, lo kan pake boxer doang. Gapapa bau got dikit."

Rael menelan ludahnya, lalu dengan susah payah dia turun dan berhasil mengambil ponselnya yang terendam setengah. Saat ponselnya sudah ada di daratan Rael menekuk bibir karena ponselnya sudah tidak dapat menyala.

Suma menggelengkan kepalanya sambil mengusap bahu Rael "Ikhlasin ya, dia udah tenang disana." ucap Suma lalu mengusap pipinya, seakan ada air mata yang jatuh disana.

Rael menelan ludahnya "Bang, ada tisu nggak?" Rael menoleh ke abang penjual gorengan.

"Tidak ada tong." sahut abang gorengan.

"Udah buang aja. Nanti minta beliin lagi sama bokap lo. Atau nggak nyokap."

"Iya lah, masa gue minta beliin sama Irdina." sahut Rael, Suma memicingkan matanya. Ternyata dia bodoh juga.

"Yaudah ah, gara-gara nyamperin lo nih! Hape gue jadi korban." ucap Rael lalu mengambil ponselnya menggunakan kertas yang dia ambil dari bungkus gorengan milik Suma.

RAENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang