0040

68.8K 5K 296
                                    

Kanzia menghentikan langkahnya tepat didepan pintu kelas.

Matanya menatap ke sorot teduh mata Rendra yang tengah berdiri di depan papan tulis, dengan sebuket bunga digenggamnya.

Kanzia melirik teman-teman sekelasnya. Bisa Kanzia lihat masing-masing dari mereka memegang setangkai bunga mawar merah.

Kanzia menoleh saat seseorang menarik lembut lengannya untuk masuk ke dalam kelas. Orang itu adalah Freya.

Kanzia terdiam beberapa detik. Hingga sentuhan tangan Rendra yang menggenggam tangannya, menyandarkannya.

"Zia, aku tau kemarin malam aku salah, sangat salah. Aku bego, banget. Karena nggak dateng ke light park untuk temuin kamu, tapi kamu harus percaya kalo aku bener-bener ada urusan saat itu. Kanzia, percaya sama aku dari hati yang paling dalam, aku minta maaf, aku mohon maafin aku." ucap Rendra dengan wajahnya yang sendu.

Kanzia masih diam.

"Maafin..."

"Maafin..."

"Maafin..."

"Maafin... "

Sorak-sorai teman sekelas Kanzia mulai terdengar.

Kanzia menatap ke dalam mata Rendra, beberapa detik, hingga dia kembali jatuh hati pada sang pemilik.

"I-iya aku maafin kamu."

Rendra tersenyum sangat bahagia. Begitupun teman-teman sekelas Kanzia. Mereka bersorak riang seraya melepas tangkai-tangkai bunga mawar tadi ke udara.

"Makasih sayang, makasih. Aku janji nggak akan kaya gitu lagi, aku janji." Rendra memeluk Kanzia.

Membuat luka dihati Rael yang sedang melihat dari depan pintu kelas kembali menganga.

"Kalo kamu tau apa yang dia lakuin dibelakang kamu, apa kamu juga akan maafin dia dengan segampang itu?" ucap Rael lalu pergi dari sana. Melangkah membawa rasa kecewa agar hilang tak terasa.

"Woi ngapa lagi lu!" seru Suma yang datang dari depan Rael. Suma habis dari toilet.

"Gapapa gue." sahut Rael, lalu melangkah mendahului Suma.

Suma terdiam beberapa detik, lalu mengerjapkan matanya "Lo pasti lagi nggak baik-baik aja kan?" tanya Suma lalu menyamai langkah Rael.

"Nggak usah sotoy deh." sahut Rael.

Suma menjitak kepala Rael.

"Ck! Apasi!"

"Ya lo lagian, emang gue bocah! Gue kenal lo ye. Kalo tampang muka lo udah gini nih, pasti ada sesuatu yang bikin lo sedih!"

Rael terdiam. Suma ini jelmaan dukun mana ya?

"Kanzia udah baikan sama Rendra."

Suma membulatkan matanya, lalu menggelengkan kepalanya.

Rael sudah cerita tentang kejadian malam itu pada Suma. Jadi begitulah reaksi Suma. Tidak habis fikir segampang itu Kanzia mau memaafkan Rendra.

Suma menarik nafasnya, lalu membuangnya pelan "Susah si kalo udah sayang. Mau lo disakitin kaya apapun, tetep aja bawaannya mau maafin mulu. Ya salah satu contohnya itu Kanzia ke Rendra, dan salah dua contohnya yaitu lo ke Kanzia."

Rael menatap Suma, "Lo abis makan jengkol jadi kaya gini?"

"Ha? Emang mulut gue bau jengkol?"

"Yes."

"Padahal tadi pagi gue makan pete loh. Sumpah!" Suma mengangkat dua jarinya.

"Jorok najis!" Rael berlari menjauh dari Suma.

RAENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang