"Makasih banyak Zi dan maaf." ucap Rael setelah membuka pengait helm yang dipakai oleh Kanzia.
"Nggak usah minta maaf. Lo kan nggak salah." sahut Kanzia.
Dia berbalik untuk membuka gerbang "Hati-hati Kak." ucap Kanzia, berhasil membuat hati Rael menghangat.
Setelah memastikan Kanzia masuk ke dalam rumah. Rael baru menjalankan vespanya hingga sampai dirumah.
"Dari mana aja lo? Sama Kanzia?" suara itu, suara Rendra langsung mengintrogasi Rael yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Rael menaruh helmnya di atas meja.
"Kenapa? Nggak seneng?"
Rendra berdiri lalu mengambil kerah baju Rael "Sebentar lagi gue sama Kanzia jadian. Jadi lo jauh-jauh dari Kanzia, ngerti?"
Rael tersenyum miring "You wish."
Rendra melepas tangannya dari kerah baju Rael.
Rael membenarkan posisi bajunya, lalu melangkah menuju kamarnya.
Setelah bersih-bersih Rael hanya diam memandangi jam dinding bergambar spiderman yang ada dikamarnya.
Dia menghitung detik demi detik. Hingga perlahan matanya terpejam, mimpi Indah, sampai cahaya matahari menyapanya dengan ramah.
"Kak Lael bangun ih! Sekolah!" Irdina menarik-narik ujung baju Rael.
Tapi itu tidak mempan. Jadi Irdina memilih opsi lain. Dia menuju kaki Rael, lalu mencabut satu bulu kaki Rael dan...
"AAAA!! SAKIT WOY!!" ya. Irdina tertawa penuh kemenangan karena berhasil membangunkan Rael.
"Hehe, maaf ya abang. Aku cabut satu. Abis abang budek, enggak bangun-bangun." ucap Irdina sambil menunjukkan satu bulu kaki Rael yang tadi dicabutnya.
Rael menatap Irdina dengan tatapan ingin mengunyah.
"Awas aja lo ye, gue cemplungin nanti ke kolam ikan!" ancam Rael yang terlanjur sakit kaki, bukan hati.
Irdina yang mendengarnya buru-buru berlari keluar dari kamar Rael sambil berteriak memanggil Maryam.
"Dasar bocah. Sakit ini aduh!" Rael mengusap kakinya.
Setelah itu dia bangkit, membersihkan diri, lalu memakai seragam sekolahnya. Dia harus sekolah. Biar bisa bertemu Kanzia.
"Zi, lo kenapa? Bengong terus?" tanya Arisha setelah sadar bahwa sedari jam pertama dimulainya pelajaran Kanzia lebih banyak diam.
"Ha? Nggak ah, nggak kenapa-napa." sahut Kanzia asal. Nyatanya sekarang dia sedang kenapa-napa lantaran bingung harus bagaimana. Pikirannya masih berputar soal cerita Rael kemarin. Dia jadi takut kalau Rendra akan mengulangi kesalahannya. Dia benar-benar bingung harus menyudahi semua yang hampir berakhir bahagia atau tidak.
"Yaudah deh, ke kantin yuk," ajak Arisha.
"Ha? Emangnya udah bel istirahat?"
"Yailah, jangan bilang lo juga nggak sadar kalo Sheeva sama Freya tadi bilang mau duluan ke kantin?"
Kanzia menoleh ke belakang, samping dan tidak menemui Sheeva juga Freya. Kenapa bisa begitu ya? Perasaan Kanzia baru bengong beberapa menit saja.
"Ck! Udah ah ayok kantin. Laper!" ucap Arisha sambil menyikut lengan Kanzia.
Kanzia mengangguk pelan lalu melangkah bersisian dengan Arisha menuju kantin.
"Woi sini!" panggil Sheeva sambil melambaikan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAENZIA
Novela Juvenil"Andai kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, mungkin gue nggak akan nyakitin lo kaya gini. Iya kan?" "Kalaupun kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, gue akan tetap atur hati gue untuk sayang sama lo. Ya walaupun lo nggak sayang sama g...