0038

64.4K 4.8K 432
                                    

"Pagi!"

Rendra membuka matanya, lalu membulat.

Dia bangkit dari tidurnya sambil mengucek kedua mata "Daniza kamu ngapain dikamar aku? Pagi-pagi gini? Kamu tau rumah aku darimana?"

Daniza tersenyum lebar.

"Nggak penting ah aku tau darimana. Yang penting sekarang aku ada disini. Oh iya, Mama kamu baik banget, dia keliatannya suka sama aku deh, buktinya dia langsung suruh aku buat naik ke kamar, bangunin kamu,"

"Kamu bilang ke Umi kalo—"

"Aku bilang kalo aku pacar kamu! Eh Mama kamu langsung meluk aku! Dia bilang aku cantik."

Rendra menelan ludahnya "Kamu udah ketemu siapa aja dirumah ini?"

"Baru Umi sama adik kamu. Tapi belum sempet kenalan, dia tadi mau pipis soalnya."

Adik? Rael? Atau Irdina?

"Tapi kata Mama kamu Irdina ya namanya?" Rendra mengganguk "lucu banget, aku gemes."

Rendra membuang nafasnya lega.

"Oh iya, Papa kamu kemana? Aku nggak liat?"

"Keluar kota. Tugas kantor." jawabnya, Daniza hanya menganggukkan kepala.

"Ih yaudah bangun! Mandi. Hari minggu ini, kita harus berdua, seharian! Sana mandi!" seru Daniza.

Rendra menggaruk kepalanya, mau tidak mau, dia harus mau.

Jadi dia berjalan menuju kamar mandi. Sedangkan Daniza mencari ponsel Rendra.

Setelah mendapatkannya, Daniza membuka app line.

Dia langsung tertegun. Ada dua nama yang dipasang pin oleh Rendra. Yaitu dirinya dan Kanzia.

"Kenapa gue bisa sayang sama orang jahat kaya lo ya?" ucap Daniza. Setelah melihat-lihat, dia memilih untuk turun kebawah.

Daniza menutup pintu kamar Rendra, bertepatan dengan Rael yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Hai!" sapa Daniza.

Rael hanya menyunggingkan senyuman "Gue kira lo cuma bercanda pas bilang mau ke sini."

"Hahah enggak lah. Gue mah serius orangnya."

"Lo turun gih, pura-pura belum tau gue oke?"

Daniza mengangguk, lalu menuruni tangga. Menghampiri Maryam yang tengah menyiapkan sarapan. Sedangkan Rael, kembali ke dalam kamar. Dia tidak boleh keluar sebelum Daniza membawa Rendra pergi.

"Kamu belum sarapan kan Daniza?" tanya Maryam, Daniza mengangguk malu.

"Kalau gitu sarapan dulu ya, baru pergi."

"Kakak emang siapa?" tanya Irdina yang tengah menikmati potongan melon.

Daniza tersenyum "Aku pacarnya Kak Rendra!"

Irdina mengerutkan keningnya "Pacal abang Lendla bukannya—"

"Pagi semua!" potong Rendra. Beruntung dia berhasil memotong ucapan Irdina. Kalau tidak, mati saja dia.

"Nah Rendra udah. Mmm... Ra—"

"Tadi dia bilang nggak mau sarapan Mi." potong Rendra.

Daniza dan Maryam langsung menatapnya.

"Oh. Yaudah, ayuk Daniza di makan." sahut Maryam, mungkin Rael masih belum mau sarapan setelah kejadian malam itu.

Daniza menatap Rendra "Dia siapa?" tanya Daniza berbisik. Pura-pura tidak tahu.

RAENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang