"Satu, dua, tiga!"
Kringg...
Bell sekolah yang Rael tunggu-tunggu akhirnya berbunyi.Rael langsung saja melangkah keluar kelas dengan tas yang sudah tersampir di bahu kanannya.
"Anak siapa itu, ada guru kok ya nggak salim dulu." ucap Pak Jojo, guru sejarah peminatan.
Rael mendengarnya, tapi masa bodo. Abis Rael tidak ingin kehilangan jejak Rendra.
"Maaf ya, hari ini aku ada urusan, jadi nggak bisa nganterin kamu pulang. Gapapa kan?" ucap Rendra sambil memegangi bahu Kanzia.
Rael mengumpat dibalik pohon besar yang berada di pinggir lapangan.
"Mereka fix pacaran ege!"
"Serius lo?"
"Iyaa! Ah lo nggak uptodate banget deh,"
Rael menoleh, lalu matanya menemukan dua figur cewek yang tengah memperhatikan Kanzia dan juga Rendra sama sepertinya.
Jadi berita tentang Rendra dan Kanzia memang sudah tersebar di SMA Greetel ini?
"Iya, kamu hati-hati. Aku udah bilang Pak Abar buat jemput." ucap Kanzia. Matanya berusaha meyakinkan. Padahal hatinya sedikit kecewa.
"Oke deh. Makasih yaa, kamu pengertian banget! Daah!" sahut Rendra lalu berjalan begitu saja meninggalkan Kanzia.
Rael memutar kedua bola matanya. Sedangkan Kanzia melangkah pergi dari sana.
"Udah ayu—eh Kak Rael? Ngapain ngumpet disana?" ucap salah satu dari cewek tadi.
Rael menoleh "Nyari kodok." sahutnya lalu berjalan menuju pelataran parkir. Meninggalkan tatapan kagum dari kedua cewek tadi.
Mata Rael menemukan Rendra yang sudah berada di atas motornya.
Lalu buru-buru dia naik ke vespanya.
Saat Rendra lewat dibelakangnya, Rael langsung mengikutinya.
Rael mengambil jarak dengan membiarkan beberapa motor mendahuluinya.
Rendra berbelok ke arah kanan. Rael mengikutinya.
Lalu saat tiba di depan gedung berwarna putih biru yang ternyata adalah gedung SMA Nawati.
Rael memilih berhenti di sebuah warung kecil dekat gedung. Dia mematikan vespanya.
Bisa dia lihat sekarang, Daniza sedang berjalan menghampiri Rendra dengan wajah yang sangat bahagia.
Rael berdecih saat melihat Rendra mencubit pipi Daniza.
"Sabar Rael. Sabar."
Setelah itu Daniza naik ke atas motor Rendra. Rael kembali menyalakan vespanya. Mengikuti kemana arah motor Rendra berjalan. Hingga berhenti di depan sebuah rumah berwarna biru tua.
"Kamu mampir nggak?" tanya Daniza sambil turun dari motor Rendra.
Rendra menoleh "Nggak ya, aku cape hari ini. Mau istirahat dirumah."
"Nggak mau istirahat dirumah aku aja?"
"Engga. Udah sana kamu masuk. Istirahat, oke?"
Daniza mengangguk seraya tersenyum. Rendra ikut tersenyum.
"Bye sayang!" Daniza memeluk Rendra.
Rael membulatkan matanya.
"Daah!" Rendra melepas pelukan Daniza. Lalu menjalankan motornya pergi dari sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAENZIA
Fiksi Remaja"Andai kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, mungkin gue nggak akan nyakitin lo kaya gini. Iya kan?" "Kalaupun kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, gue akan tetap atur hati gue untuk sayang sama lo. Ya walaupun lo nggak sayang sama g...