12

3.9K 196 5
                                    

Lisha menginjakkan kakinya dengan malas ketika dirinya memasuki kawasan sekolahnya, apalagi jika hari ini dirinya tengah dikawal dengan seorang bodyguard. Ia mendengus kesal dengan keputusan kakak tertuanya yang sangat berlebihan dalam menjaganya saat ini. Bagaimanapun dirinya menolak bodyguard yang sudah Nial tugaskan untuk menjaganya, tetap saja Nial bisa menimpali ucapannya dengan sangat mudah. Bahkan mereka sempat beradu argument di depan the boys yang membuat Lisha mengalah untuk menyutujuinya. Yang saat ini ia butuhkan adalah kebebasan untuk berpikir bagaimana ia akan menghadapi teror yang tengah the boys alami saat ini, ini sudah sangat keterlaluan karena tujuan mereka dapat dilihat jika mereka menginginkan kematian the boys. Namun jika dipikir lagi, apa mungkin Jake tega membunuh orang yang tidak bersalah. Setaunya Jake pemuda yang tidak seperti itu ketika dirinya dan Jake satu team dalam FBI, namun waktu berkata lain, Jake mengundurkan diri dari FBI dan setelah itu dirinya hilang tak ada kabar secuil apapun yang didapat Lisha padahal saat itu Lisha sangat membutuhkan Jake, semangat dari Jake, apapun yang Jake miliki, Lisha sangat membutuhkannya untuk semangat hidupnya disaat dirinya harus meregang nyawanya dalam menjalankan misi, sampai akhirnya Tuhan masih memberinya kesempatan untuk menikmati dunia, kesempatan itu Lisha gunakan untuk mencari keberadaan Jake, namun tetap saja tidak ada tanda-tanda Jake akan muncul. Sampai akhirnya ia menyerah untuk mencari keberadaan Jake.

Kakinya melangkah masuk ke dalam kelas, di kelas yang semula ramai seketika menjadi hening karena kedatangan Lisha yang membawa bodyguard beberapa meter di belakangnya.

"wow.. lihatlah ini, putri kerajaan yang datang ke sekolah membawa pengawalnya" ejek seorang gadis yang beberapa hari lalu mengancamnya untuk menjauhi kakaknya. Ternyata dirinya satu kelas dengan gadis ini.

Lisha hanya menatapnya datar dan berjalan menuju bangkunya. Tepat di depannya sudah ada Drew yang tengah menatapnya bertanya. Lisha masih saja menampilkan wajah datar super datarnya yang mendapat tatapan dari mata Drew.

Drew sebenarnya juga heran dengan kedatangan Lisha yang membawa bodyguard, apa kakaknya yang memaksa Lisha tapi apa yang sebenarnya terjadi. Drew juga masih penasaran dengan kemarin apa yang terjadi dengan Nial dan Lisha. Kenapa kakaknya sampai memberi taunya bahwa Lisha tidak berangkat sekolah sampai dua hari. Jika ini tidak di sekolah maka Drew akan berubah, bukan berubah seperti super hero yang ada di film-film action. Dirinya akan berubah menjadi sangat cerewet karena kelewat penasarannya dan rasa khawatirnya pada adik satu-satunya yang ia punya. Ia harus menahan dirinya kali ini.

Pada saat istirahat pertama, Lisha memasuki ruang kepala sekolah sampai melupakan jika kakaknya dan juga sahabatnya yang tengah menunggunya di kantin untuk mengisi perut yang sudah lapar.

Dirinya harus segera berkonsultasi dengan pamannya dan mengusulkan strategi yang telah dibuatnya. Dan dengan tega ia mengunci bodyguardnya di dalam wc sekolah karena sebal setiap langkahnya pasti diikuti oleh bodyguardnya tersebut.

Tanpa permisi atau mengetuk pintu terlebih dahulu, Lisha langsuk masuk ke dalam ruang pamannya yang memang sudah ditunggu kedatangannya oleh pamannya. Tanpa ijin dari pamannya, Lisha mengunci pintu dari dalam. Dirinya tidak ingin pembicaraannya saat ini terdengar oleh seseorang atau terganggu dengan kehadiran seseorang yang masuk ke dalam ruang kepala sekolah.

Tanpa basa-basi Lisha langsung mendudukkan tubuhnya dikursi depan meja kebesaran kepala sekolah. Ia menatap lekat pamannya penuh harap untuk menyutujui rencananya kali ini walau sudah ia prediksi jika akan memakan korban dan bisa saja dirinya juga termasuk, namun rencananya kali ini dapat menekan jumlah korban hanya untuk melindungi keluarganya, terutama kakaknya.

"apa yang ingin kau bicarakan padaku Lisha?" tanya pamannya menatap lekat keponakan tersayangnya.

Lisha mulai membuka suaranya menjelaskan rencana matangnya pada pamannya. Setelah selesai dengan penjelasannya ia menatap pamannya penuh harap, sedangkan pamannya menatap intens ponakannya tidak percaya.

Secret My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang