28

2.6K 118 1
                                    


Sorry kalo ada typo bersebaran..
Ngetik ngebut_-

***

"HELL NO!! Aku tidak mau dan tidak akan mau Lisha!" untuk kesekian kalinya Harry berteriak di dalam kamarnya. Untung kamar ini kedap suara.

Lisha mendengus kesal pada Harry. Ini hanya peringatan kecil pada Harry. Para tikus itu sudah semakin gencar untuk mencelakai the boys one by one. Lebih cocok menyebut penjahat itu para tikus menurut Lisha.

Mengerikan memang jika kau di culik seorang diri lalu- entahlah apa yang akan terjadi pada dirimu sendiri. Berharap saja pada Tuhan untuk mengirim penolong saat itu juga. Dan Lisha yakin para tikus itu tidak segan-segan memotong urat nadi mu dengan sadis.

C'tar! Dan kau mati. Kejam?

"c'mon Harry" Harry menatap tajam Lisha "BIG NO LISHA!" Harry menggelengkan kepalanya yang berada tepat di depan wajah Lisha menekankan setiap kata yang dia ucapkan.

Lisha mengangkat tangannya menyerah menyorotkan kemalasan yang terlihat jelas oleh Harry.

Bagaimana dia bisa menerima anjuran Lisha jika di ujung-ujungnya dia harus menembak mati tikus got. Ya seperti itulah yang tadi Lisha bicarakan tentang tikus-tikus yang berbahaya.

Kenapa harus dirinya. Kenapa tidak orang lain saja. Apalagi menyimpan senjata api di dalam kamarnya. Itu mengerikan. Dan-tidak akan pernah terjadi.

Bisakan menyewa bodyguard untuk berjaga dan menambah jumlah mereka. Itu tidak sulit. Memangnya sebahaya apa mereka. Harry saja tidak pernah tau tentang mereka.

Lisha menyeret kakinya keluar dari kamar meninggalkan Harry yang melihatnya dari belakang. Kenapa anak itu, tadi memaksa dan sekarang?

Lisha berhenti di dapur. Tempat favoritnya jika ada di dalam rumah. Dia bisa membuat berbagai macam makanan dengan sentuhan beberapa ide dari kepalanya. Agak aneh memang setiap makanan yang berhasil dia buat. Dan dia akan menikmatinya sendiri.

Seperti sekarang. Dia merasa lapar padahal baru dua jam lalu dia breakfast bersama the boys. Tapi apa pedulinya. Sehabis bercek-cok dengan Harry, dan membuatnya malas dengan laki-laki itu. dia sudah berusaha memperingati si stupied curlied dengan kata-kata, tapi apa yang dia dapatkan. Penolakan!. Sangat miris. Sebelumnya belum pernah ada hal kejadian seperti ini. Si curly sudah membuatnya UNMOOD.

Lisha membuat satu mangkuk besar pasta super pedas yang di tambah dengan Black Puding (sosis tradisional asal Inggris), 2 porsi Bubble Squeak, dan tiga cangkir ice capuccino. Tidak lupa juga dia mengambil beberapa Muffin.

Hampir setengah jam dia menyiapkan sendiri di dapur. Dia membawa semua makanan itu ke dalam kamarnya. Lisha tidak akan membiarkan siapapun mengganggunya saat ini. Setelah berbalik mengambil Muffin yang tertinggal di dapur dan menutup pintu kamarnya. Dia membuka laptop-nya dan membuka beberapa folder yang dia kerjakan.

Dua porsi Bubble Squeaknya telah kandas bersama satu cangkir cappucino. Tangannya mengambil mangkuk pasta dengan cepat dan berkutat lagi dengan laptop-nya di selingi dia makan.

Tidak ada angin ataupun hujan, Lisha mengeklik satu folder yang menjadi masa lalunya. Semua foto-foto miliknya dengan laki-laki masa lalu nya.

Uhuk!

kenapa pasta ini pedas sekali. Bodoh! Kau sendiri yang mebuatnya Lisha

Huhh- semua sudah berakhir tragis. Entah Lisha tersedak pasta yang pedas atau kembali mengenang masa lalunya yang sekarang tinggal kenangan.

Dia menyesap ice capuccinonya yang sudah tidak dingin lagi. Menikmati rasa khas capuccino di lidahnya. Ya, setidaknya ini bisa membuatnya sedikit rileks.

Secret My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang