35

2.1K 150 6
                                    

"apa kau sadar apa yang kau lakukan?" tanya nya berang

"jawab aku Harry. Apa yang kau lakukan itu benar?" yang ditanya hanya diam

"cih!, kau ingin mengungkap kebenaran tentang ku pada orang lain dan kau sendiri akan dicap sebagai pahlawan begitu" Harry mendongak mendengar kata kasar yang keluar dari mulut Lisha. Dia tidak menyangka jika Lisha berani berkata seperti itu pada orang lain.

"aku kira kau bisa dipercaya untuk tetap menjaga rahasiaku dari orang-orang. Ternyata kau sama saja"

"ak-"

"jika kau sadar. Satu orang lain saja yang mengetahui identitas asliku aku harus berusaha ekstra lagi untuk melindungi orang itu. hanya menambah beban ku."

"tidak se-"

"dan seharusnya akupun sudah memberimu obat pelupa agar kau tak mengingat siapa aku sebenarnya"

Harry menatap Lisha tidak percaya, obat pelupa? Apa-apaan lagi ini

"cukup kau tutup mulut mu dan tidak membahas tentang ku pada siapapun"

"setiap orang yang mengetahui identitas asli ku haruslah menjaga diri mereka baik-baik karena mereka sadar, nyawa mereka tidak aman. Apalagi harus berurusan dengan dunia gelap yang kapan saja dapat mencabut nyawa mereka"

"jika aku tidak menghentikan mu menceritakan kebenaran ku pada Zayn. kau benar-benar akan mati ditangan ku" matanya nyalang menatap Harry penuh amarah. Rahasianya haruslah terjaga dengan baik. Satu pengkhianat seperti Harry harus dia musnahkan. Tidak akan pernah pandang bulu siapa pengkhianat itu. aura hitamnya menyeruak keluar, membuat Harry merasa takut dengan gadis di depannya saat ini.

"aku hanya ingin Zayn tidak salah paham dengan ku Lisha"

"kau masih berani membela dirimu?"

Pertanyaan yang menohok. Percuma Harry membela diri pada seorang kapten didepannya. Sosok gadis didepannya sekarang sangat menakutkan. Pantas saja dia diangkat menjadi kapten team di FBI. Aura kepemimpinan yang sangat kentara dari gadis tujuh belas tahun ini.

"salah paham padamu dengan menceritakan kebenaran ku padanya kau sebut itu bisa menyelesaikan masalah hah?!, cukup Harry, kumohon. Berhentilah untuk menambah masalahku lagi"

Kali ini Lisha melirihkan suaranya diakhir kalimatnya. Dia harus menahan diri untuk tidak memukul seseorang. Tangannya gatal ingin melampiaskan amarahnya dengan memukul siapapun dan apapun yang ada di depannya.

Perlahan dia berjalan mendekati Harry, membuat Harry berjalan mundur melihat Lisha bingung. Apa yang akan gadis itu lakukan padanya. hingga dia terpojok dinding. Tapi Lisha tetap berjalan mendekatinya, mengangkat kepalan tangan kanannya yang siap memberi pukulan matang.

Harry sekejap menutup matanya rapat. Untuk pertama kali ini dia takut pada seorang gadis. Adik sahabatnya sendiri, si blonde Nial Horan.

Harry membuka matanya yang sempat dia pejam karena mendengar tembok disamping kirinya terhantam keras.

Dia melihat lisha yang masih menatapnya tajam. Gadis itu berusaha mengendalikan dirinya.tidak ingin menyakiti manusia yang berdiri depannya yang sudah mentapnya takut.

Harry menelan ludahnya takut. Dia akui ini mengerikan. Melihat gadis yang temprament berusaha mengendalikan dirinya demi tidak menyakiti dirinya. Lisha melampiaskannya dengan memukul tembok yang sangat keras itu dengan tangan mungilnya hingga berbekas. Wow!

"Lisha" lirih Harry yang sekarang tatapannya berubah sendu

"aku pembunuh"

Aku pembunuh

Secret My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang