Sepeninggalan Nial dari kamar Lisha. Drew masih saja enggan bergerak dari posisinya sedari tadi, hingga ia merasakan kantuk hingga tak sadar jika ia tertidur dengan tangan yang menggenggam erat tangan adiknya yang bebas tanpa tancapan jarum infus dan juga darah yang mengalir dari kantung yang tergantung.
hingga sebuah nada dering telepon membangunkan Drew dari mimpi indahnya. Dan ia juga baru menyadari bahwa ia semalaman tertidur dengan tangan adiknya yang masih dalam genggamannya sebagai bantal kepalanya. Drew memandang wajah adiknya yang masih enggan untuk membuka matanya. Kemudian ia mengambil ponselnya dari saku celana dan menggeser tombol hijau untuk mengangkat telepon tanpa melihat siapa yang telah menelponnya di waktu seperti ini.
"kau dimana sekarang, kenapa jam segini kau belum juga datang ke sekolah?" tanya sang penelepon dengan suara cempreng menurut Drew.
"memangnya sekarang jam berapa ?" tanya enteng Drew tanpa beban sesantai mungkin seperti di pantai
"sekarang sudah jam 08.30 Drew" jerit dari sang penelpon di sebrang sana karena pertanyaan Drew yang seperti tidak ada masalah apapun
"apa?" tanya Drew tak percaya dan melihat jam yang tergantung manis di dinding, dan benar saja sekarang jarum jam menunjukkan angka 08.30, ia tertidur berapa jam semalampun tidak ingat.
"Drew?" tanya sebuah suara dari sebrang yang tak mendapat jawaban dari Drew atas apa yang baru saja ia katakan pada sahabatnya itu.
"ya Lev?" tanya Drew pada Levi yang menelponnya
"kau tidak mendengarkan aku berbicara dari tadi ?" tanya Levi yang mulai jengah dengan temannya sendiri karena saat ia berbicara ternyata Drew tidak mendengarkannya sedikitpun.
"maafkan aku Levi, aku baru saja bangun dari tidur ku. Dan untuk hari ini aku tidak berangkat untuk sekolah.tolong kau ijinkan aku untuk hari ini."
Kata Drew dan langsung mematikan teleponnya secara sepihak. Sedangkan Levi mendengus kesal dengan Drew yang seenaknya sendiri memutuskan sambungan telepon. Padahal hari ini akan ada ulangan kelas yang harus dikerjakan, dan Levi berniat ingin meminta bantuan Drew dalam pengerjaan ini. Tapi bagaimana lagi jika Drew bahkan tidak akan berangkat hari ini. Tapi kenapa Drew tidak berangkat?, hanya pertanyaan itu yang berada dalam benak Levi untuk Drew saat ini.
Setelah memberi tahu Levi bahwa ia tidak akan berangkat ke sekolah, Drew kembali mengalihkan perhatiannya ke arah adiknya yang masih saja betah dengan alam bawah sadarnya. Perlahan tangan Drew mengelus pipi mulus adiknya dengan sayang, mengecup lama puncak kepala adiknya. Setelah beberapa saat Drew memperhatikan Lisha yang masih saja belum ada tanda-tanda akan sadar menghela nafas kasar untuk mengurangi beberapa beban yang ada dalam dirinya.
Ceklek..
Suara pintu kamar Lisha terbuka dan menampakkan Nial yang tengah berdiri membawa nampan berisi makanan untuk Lisha nanti. Nial berjalan mendekati kedua adiknya dan meletakkan nampan itu di atas nakas di samping tempat tidur Lisha.
"apa Lisha belum juga sadar Drew ?" tanya Nial memandang kedua adiknya secara bergantian.
"belum Ni" jawab Drew lesu
"kau tidak berangkat sekolah hari ini ?" tanya Nial lagi
"tidak" jawaban singkat Drew membuat Nial menghela nafas memaklumi adiknya yang satu ini memang sedang tidak ingin di ganggu.
"baiklah tidak apa-apa" kata Nial pada Drew
Saat kakak beradik itu sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Dengan Nial yang tengah memandang kota London di pagi hari yang sudah mulai ramai dengan semua orang yang memulai pekerjaan mereka masing-masing dari balik kaca jendela yang berada di kamar adik perempuannya. Ia memikirkan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Sedangka Drew yang tengah memandang keadaan Lisha yang masih saja sama menggenggam erat tangan adiknya sambil berkata lirih untuk membujuk adiknya supaya bangun dari alam bawah sadarnya dan kembali ceria bersamanya dan Nial setiap harinya tanpa ada penderitaan lagi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret My Sister
حركة (أكشن)kisah gadis yang kembali dalam kehidupan keluarganya setelah lama menghilang. Namun dibalik itu ia harus menjalankan misinya yang menuntutnya melindungi keluarganya dan menjaga identitasnya dari semua orang