36

2.4K 137 7
                                    

Maaf untuk Banyak Typo yang bersebaran...


***

Drew merenung diam. Melihat pintu kamarnya yang tertutup rapat. Bahkan tidak ada tanda-tanda adiknya akan keluar dari kamar yang sekarang berubah gelap tak ada pencahayaan sedikitpun itu.

Dia memang membawa Lisha ke flat miliknya, dia tidak akan membiarkan Lisha dalam keadaan sendiri waktu ini. Tapi Lisha sendiri mengurung di dalam kamar miliknya.

Dibujuk dari luar sama sekali tidak ada tanggapan. jika pintu itu didobrakpun tak masalah. Masalahnya nanti adalah Lisha, Drew bingung. Benar-benar bingung.

"tenang Drew kita akan selalu membantumu" Levi angkat bicara membuat Drew mengangguk lemah.

Nate sudah tidak tahan dengan situasi seperti ini pun melangkahkan kakinya ke depan pintu kamar dimana Lisha di dalam sana.

"Lisha" panggilnya disusul ketukan pintu yang dia lakukan

"ini aku Nate, apa kau tidak ingin bertemu dengan ku lagi"

"keluarlah Al, ayo keluar"

"Al.. aku akan marah lagi jika kau tidak membuka pintunya"

Rengekan Nate membuat Drew menghela nafasnya pasrah. Adiknya masih ingin sendiri. Sedangkan Austin dan Levi menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Nate Parker.

Tapi Nate masih tidak menyerah. Dia duduk tepat di depan pintu, sesekali mengetuk dan terus memanggil nama Al yang dulu sahabatnya. Membujuknya untuk segera keluar kamar.

Lisha sendiri yang sedari tadi mendengar nama kecilnya dipanggil oleh sahabatnya mengangkat kepalanya dari lipatan lutut kakinya yang dia peluk. Mendengar suara Nate yang semakin melemah dia melongok ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul tengah malam.

Jadi sudah seharian ini dia berdiam diri di kamar Drew. Hingga ingatan kemarin malam kembali teringat oleh Lisha. Dia ingin menangis, lagi. Tapi air matanya sudah tidak ingin keluar. Matanya bengkak besar dan merah.

Cukup! Ku mohon berhenti seperti ini Lisha. Aku tau jika itu sakit, tapi kau harus tetap kuat. Hatinya menyemangati

Gadis itu beranjak. Ingin memperbaiki semua kesalahannya selama ini yang telah membohongi kedua kakaknya. Dia ingin keluarganya kembali utuh, harmonis, walau nanti kelak dia hanya bisa melihat dari tempat yang jauh sana.

Klek!

Pintunya terbuka dan saat itu pula Nate terjengkang ke belakang.

Lisha kaget yang mendapati Nate terjengkang di depannya, dia hampir melompat karena dia kira itu adalah mayat seseorang. Tapi untunglah itu adalah Nate. Sahabat masa kecilnya.

"Nate?"

Nate mengucek matanya, laki-laki itu ketiduran tadi di depan pintu kamar.

"Al?"

Nate langsung berdiri dan memeluk Lisha erat. Akhirnya gadis itu keluar juga.

"Nate.. Nat-Nat" Lisha memukul pelan dada Nate. Pelukannya terlalu erat ditambah Lisha yang sedang dalam keadaan sekarang. Gadis itu

Tidak berdaya?

Nate mengakhiri pelukannya, laki-laki itu langsung menarik Lisha ke dapur. Dia ingin menunjukkan hal yang akan mengejutkan gadis itu. menurutnya.

Lisha hanya menurut saja tangannya di tarik oleh Nate. Dia didudukan di kursi meja makan, entah apa yang akan laki-laki itu lakukan padanya.

"kau tunggu disini sekitar, em- berapa ya?, oh ya 15 menit akan siap"

Secret My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang