hey.hey.hey.
I'm back guys. yang udah lama gak nongol akhirnya nongol lagi malam ini. :v
apa pada kangen sama Lisha..
ceritanya kembali ini.. and langsung baca aja
sorry buat typo-nya.
*
"Harry, kau sudah baikkan ?". Harry tanpa menoleh hanya menganggukan kepalanya. Dia memang sudah membaik dan kondisi tubuhnya sudah normal kembali untuk di gerakkan, walau terkadang rasa sakit itu akan muncul kembali saat dirinya terlalu banyak bergerak.
"hampir dua bulan ya.." Louis yang duduk di sampingnya bersuara. Laki-laki itu menyenderkan punggungnya malas di sofa. "tak disangka kita mengalami ini" lanjutnya lagi, dengan mata yang menerawang memandang langit-langit putih. Bayangan potongan-potongan kejadian lampau kembali memenuhi rongga otaknya yang tak akan bisa Louis lupakan.
Louis yang melihat Nial berjalan menuruni tangga segera bertanya ingin pergi kemana laki-laki blonde itu. "kau ingin pergi kemana Nial ?". Nial masih terus berjalan menuruni tangga hingga lantai dasar, dia memandang Louis dan Harry yang tengah melihatnya bertanya-tanya. "aku hanya ingin keluar sebentar." Pamitnya dan langsung meluncur begitu saja ke arah pintu keluar dari rumah besar ini. Karena sepergian Lisha waktu itu hingga sekarang The Boys memutuskan untuk tetap di rumah ini hingga keadaan kembali mendingin, seperti awal hubungan kakak beradik –Nial dan Lisha- yang tentram.
Banyak yang berubah sepergian gadis dingin itu. keadaan keluarganya yang memang perlahan memutuskan untuk berkumpul kembali dengan satu rumah yang akan menjadi rumah utama mereka. Tapi sepertinya tersendat dengan keputusan Nial yang kembali kecewa dengan pilihan Lisha yang memilih untuk kembali ke LA dan menjalankan misi lagi. Nial ingin adiknya menjalani hidup normal seperti remaja-remaja lainnya, bukan malah mengangkat senjata dan menodongkan moncong besi itu ke arah musuh yang siap mati dalam bertempur.
adiknya seorang perempuan, kenapa bukan laki-laki saja yang menjalankan tugas itu. dan kenapa pula orang tuanya tetap menyutujui pilihan Lisha. Nial benar-benar khawatir, tapi dia tutupi dengan egonya untuk terlihat melawan keputusan itu."aku khawatir tentangnya Harz." Ucap Louis yang masih memandang kepergian Nial yang sudah tak terlihat. "semua akan baik-baik saja, jika dia menerima apa adanya adiknya itu" jawab Harry mantap.
"disini banyak yang tersakiti, hanya dari sebuah kenyataan" Louis menggelengkan kepalanya setelah mengucapkan itu. laki-laki itu tak mengira akan menjadi masalah yang memanjang seperti ini dari sebuah satu rahasia yang bernama kenyataan.
"tunggu saja kebijakan Nial kedepan." Sahut Liam yang tiba-tiba ikut bergabung untuk santai di sofa. "bagaimana dengan Zayn, jika dia tau tentang kebenaran Lisha?" tanya Louis
"kebenaran apa lagi ?" Louis langsung menoleh kearah belakang sofa, disana sudah ada Zayn yang berdiri dengan baju rapi siap pergi. "tidak." jawabnya menggeleng kepala. Sedangkan Zayn memicingkan matanya melihat Louis yang jelas-jelas tadi mengatakan sebuah kebenaran lagi tentang Lisha, dan Zayn tidak tau. Fuck !. kenapa terlalu banyak misteri tentang gadis itu, ada atau tidak tetap saja Lisha menjadi topik utama dalam pembicaraan.
"yasudah, terserah kau saja." Zayn langsung melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti karena telinganya mendengar nama Lisha.
"kau ingin kemana Zayn ?" tanya Liam kali ini.
"hanya ingin jalan-jalan." Tanggap Zayn mengangkat tangan kirinya sebagai tanda bye pada teman-temannya.
"see.. mereka berdua sama-sama tak peduli dengan Lisha." Sargah Harry. Menunjukkan wajah kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret My Sister
Actionkisah gadis yang kembali dalam kehidupan keluarganya setelah lama menghilang. Namun dibalik itu ia harus menjalankan misinya yang menuntutnya melindungi keluarganya dan menjaga identitasnya dari semua orang