42

1.9K 111 8
                                    

Sorry for typo guys...

***


"Lisha"

"Lisha.. dengarkan aku dulu"

Jake sedari tadi mengejar Lisha kemanapun gadis itu melangkahkan kakinya. Tapi usahanya tetap sia-sia. Lisha masih tetap mengacuhkannya, gadis itu masih marah tentang dimana Jake tanpa perasaan memukuli Daniel hingga laki-laki itu mengalami luka lebam yang cukup serius di wajahnya.
bahkan dimana hari mereka akan kembali ke Los Angels, Lisha tetap menutup mulutnya pada Jake.

"Lisha!"

Lisha langsung menghentikan langkahnya ketika Jake membentaknya. Bahkan bentakan laki-laki itu terdengar hingga ke dalam rumah memanggil perhatian the boys dan yang lainnya.

"dengarkan aku kali ini" Jake melembutkan suaranya. Dia mendekat ke arah Lisha dan menggenggam tangan dingin itu. tangan itu masih terasa sama di genggamannya, dingin. Tapi oleh Lisha langsung ditepisnya dengan kasar kala Jake menggenggam tangannya. Dia masih tidak terima dengan Jake yang main hakim sendiri dimana Daniel yang memancing marah laki-laki itu.
dia seperti bukan Jake yang Lisha kenal.
sedangkan Jake yang Lisha kenal tidak main kasar seperti tadi siang.
dan malam ini adalah keberangkatan mereka ke LA, dimana kantor FBI yang sebenarnya dimana Lisha selama ini bersembunyi. Bukan kantor FBI sementara yang ada di London yang beberapa waktu lalu sempat menghebohkan warga London kenapa ada kantor FBI dadakan di tempat itu. yang pasti Lisha tidak tau dari mana para paparazi ataupun reporter yang berhasil membobolkan rahasia negara di depan publik. Tapi Lisha tak menanggapinya terlalu serius asalkan berita yang mereka sebar bukan hal-hal yang seharusnya. Berterima kasihlah pada Elgan yang waktu itu memberi pernyataan jika perihal ada kantor FBI di London karena kerja sama dengan Kerajaan Inggris dalam pertahanan negara.

"stop Jake.. please stop!" sentak Lisha mengangkat tangan kanannya dan berbalik menatap tajam Jake. Dia muak dengan semua sandiwara ini.

Jake langsung terdiam mendengar Lisha menyentaknya.

"apa yang kau inginkan ?" tanya Lisha

"maaf kan aku"

"aku sudah memaafkan mu. cepatlah pergi, aku ingin bersiap". Jake menggeleng tegas di depan Lisha. Dia tetap tidak akan membiarkan Lisha kembali ke FBI.

"kau tidak akan kembali ke FBI"

"oh ya?" kali ini Lisha tampak menantang Jake, siapa laki-laki itu hingga bisa mengaturnya sesuai keinginan laki-laki itu.

"aku tidak akan membiarkan mu terluka lagi Lisha" jelas Jake menepis jarak diantara mereka. Hingga beberapa senti lagi membuat Lisha harus mendongak untuk melihat jelas wajah Jake yang ada di atasnya. Merasakan hembusan nafas hangat yang menerpa wajahnya.

"terima kasih kau telah mengkhawatirkan aku Jake" ucap gadis itu dan berbalik berjalan menjauh hingga beberapa langkah dia merasakan tangannya tertarik membuatnya berputar dan menubruk dada keras Jake.
posisinya sekarang ada di dalam pelukan Jake. Laki-laki itu memeluknya erat dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Lisha.

"ku mohon turutilah permintaan ku kali ini" lirih Jake di depan telinga Lisha

"aku akan sangat khawatir jika kau terluka, apalagi kau pergi jauh lagi"

Jake semakin mengeratkan pelukannya walau sedari tadi Lisha hanya berdiam diri tak membalas pelukannya.

"aku tak akan bisa memaafkan diriku lagi Lisha"

Lisha menghirup harum maskulin Jake yang sudah lama tak dia cium. Gadis itu sempat terlena di dalam pelukan Jake jika saja suara panggilan yang memanggil namanya.

Secret My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang