29

2.1K 118 0
                                    

"NATE AWAS LIHAT KE DEPAN!"

Terlambat.

Nate sudah menabrak rak buku besar sampai jatuh membentur meja pada punggunggnya. Kepalanya pusing kemudian mendongak saat mendengar rak buku yang dia tabrak berdecit dan bergoyang. Matanya melebar saat itu juga.

Dia melindungi badannya. Hanya itu yang dapat dia lakukan. Karena otaknya Blank saking terkejutnya.

Jika dia mati, yang Nate inginkan adalah melihat teman masa kecilnya yang diapun lupa siapa namanya.

Matanya terpejam menunggu rak buku yang terbuat dari kayu jati asli Indonesia yang sangat berat itu menimpa tubuhnya.

Kenapa lama sekali.

Kelopak matanya terbuka perlahan. Matanya hampir melompat keluar melihat wajah yang begitu dekat di depan matanya.

Dia tersenyum.

TERSENYUM! Untuk Nate Abraham Parker.

"hey Squarepants" panggilan itu

*

"Al ayolah kau harus menemaniku bermain. Kau sudah berjanji padaku" bocah laki-laki berusia sepuluh tahun itu terus saja menarik tangan bocah perempuan yang berumur satu tahun lebih muda darinya

"tunggu sebentar. Kau ini berisik sekali sih" protes bocah perempuan itu sebal

"ayo. Nanti akan ku bilang pada Mom untuk membuatkan kita pasta setelah main" bujuknya kembali

Mendengar pasta membuat bocah perempuan yang akan menginjak umur sembilan tahun itu sumringah. Pasalnya dia begitu menyukai pasta buatan Momy teman bermainnya itu.

"kita akan bermain apa Nate?"

"itu" tunjuk Nate kecil pada papan skateboard, wajah ceria nya terjiplak jelas jika dia senang, sangat senang akan memainkan papan luncur itu

"tenang, aku akan mengajarimu Al" lanjut Nate melihat keraguan di wajah temannya

'Al' sebutan Nate pada teman kecilnya yang dia tau bernama Laurel Albert Omar. Gadis kecil yang sudah menjadi sahabatnya sejak lima bulan yang lalu.

Gadis kecil yang menempati rumah kosong di depan rumahnya dan menjadi tetangganya itu tinggal bersama kakeknya. Dan gadis itu juga menggunakan nama kakeknya yang sering Nate panggil dengan Mr. Zayn. karena memang kakek Al masih terlihat segar bugar tidak seperti kakek-kakek lain yang tua renta.

Mereka bermain dengan semangat di bawah terik matahari yang panas. Keringat, badan kotor nan lengket dengan debu dan tanah yang menempel di kulit wajah ataupun tangan dan kaki mereka. Mereka sangat menikmati acara bermain mereka hingga berjam-jam.

Sampai sore hari mereka masih saja bermain, berebut skateboard untuk menunjukkan siapa yang lebih unggul dalam permainan ini. Mereka tidak ada yang mau mengalah. Harus menang.

Sampai Mr. Zayn menghampiri cucu-nya yang tengah bermain dengan teman laki-laki nya di taman dekat rumah mereka.

"Laurel" panggilnya

Merasa namanya di panggil Al celingukan mencari siapa yang memanggilnya sampai kedua tangan Nate mengarahkan kepala sahabatnya dari belakang menghadap kakeknya yang berdiri agak jauh.

Mr. Zayn berjalan mendekat pada cucu perempuannya dan mengusap rambut cucu nya sayang. "cukup bermainnya hari ini, ayo kita pulang" gadis kecil itu tersenyum lebar dan segera menggeret tangan Nate untuk ikut bersamanya.

Secret My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang