27

2.5K 135 4
                                    

Hampir tiga bulan Lisha menghabiskan waktunya di London menjaga kedua kakaknya yang selalu sibuk dengan jadwal panggung mereka.

Tapi kali ini One Direction tengah menikmati libur panjang mereka selama tiga bulan kedepan yang bebas mereka isi dengan kegiatan apa saja. Tapi the boys lebih memilih untuk tetap berada di basecamp. Mungkin diselangi mereka akan mengunjungi keluarga mereka dan kembali lagi ke basecamp hanya untuk menengok keadaan keluarga mereka di rumah.

Dari hari ke hari ini pula hubungan Lisha dengan Zayn semakin baik. Tidak ada lagi Lisha menghindar dari Zayn atau wajah datar Lisha yang sering kali membuat salah paham dengan the boys.

Zayn bahkan baru melihat ekspresi tulus Lisha saat tersenyum dan tertawa di depan matanya kali ini. Ya. Kali ini dia dan gadis datar itu sedang bermain X-box. Dia mendengus karena kalah dari seorang gadis. Well- itu menjatuhkan image-nya sebagai laki-laki yang kalah karena perempuan.

Bukan hanya hubungan si gadis datar dengan Zayn saja. Hubungan nya dengan Liam, Louis pun lebih baik lagi. The boys memaklumi tentang keadaan Lisha yang memang sulit untuk berinteraksi dengan orang asing. Jika ada orang asing Lisha selalu kembali ke wajah datarnya yang semula dan bahkan masa bodoh dengan keadaan sekitar. Dia hanya akan menganggap yang ada hanya kakaknya, Niall saja.

Sifat ke-Dady'an Liam yang baik membuat Lisha berani untuk menunjukkan ekspresi langkanya. Bahkan Louis yang dari awal memiliki sifat dingin dan keras kepala itu mencair jika dengan Lisha. Entah apa penyebabnya, the boys tidak tau dan tidak ingin menanyakan terlalu dalam.

Kehadiran Lisha di sisi mereka itu membuat keadaan rumah tiada hari tanpa kekacauan yang di buat oleh tiga pelaku. Siapa lagi jika bukan Louis yang selalu memiliki ide membuat keributan dengan yang lain. Disusul dengan Harry dan Lisha yang membuat drama dadakan untuk kesenangan mereka tanpa peduli jika rumah itu akan hancur berantakan.

"kau harus mau Zayn. itu hukuman mu karena kalah" Lisha menunjuk Zayn yang sedari tadi tidak beranjak dari duduknya di karpet berbulu

"tidak akan. Apa kau berencana membuat ku malu di depan umum" tolak Zayn

"sesuai kesepakatan Zayn" Liam menengahi

"kau harusnya membantu ku Dad" rajuk Zayn

"kau sudah kalah Zayn. turuti saja kemauan Lisha" tambah Louis untuk memanasi

"baiklah. Kau ikut aku" tanpa banyak kata lagi Zayn menarik Lisha untuk mengikutinya

Zayn membuka pintu mobil nya untuk Lisha. Setelah Lisha masuk dan duduk dengan benar Zayn juga masuk ke kemudi dan menjalankan mobilnya.

"kau membawa ku kemana?" tanya Lisha memecahkan kehiningan di dalam mobil

"nanti kau akan tau" jawab Zayn melirik Lisha dengan ekor matanya sekilas dan melihat ke depan kembali.

Ini membosankan untuk Lisha. Jadi dia hanya bertumpu tangan melihat jalanan dari balik kaca mobil. Sedangkan Zayn sedang berfikir apa sekarang waktu yang tepat untuk bertanya pada Lisha. Mungkin tidak sekarang-

"kita ke sini?" tanya Lisha menunjuk tempat yang ada di depan matanya

"yep. Sebagai ganti hukuman ku tadi" balas Zayn mantap lalu memakirkan mobilnya

"kau tidak bercandakan mengajak ku ke tempat ini. Tapi baiklah" terlihat jelas matanya berbinar terang.

Lisha sangat menyukai keindahan. Apa lagi saat ini Zayn membawanya ke sebuah taman yang sangat asri dan terawat. Hanya segelintir orang yang melintas dan menikmati suasana taman yang sepi di sore hari. Kenapa Zayn bisa tau tempat seindah ini.

Secret My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang