40

2K 120 3
                                    

"apa aku masih bermimpi Nee?" Nial menunduk melihat adiknya yang duduk di kursi roda melihat sun set dari rooftop. Lisha tiba-tiba merengek padanya untuk membawanya ke tempat ini.
setelah dua hari yang lalu jika kondisi adiknya itu semakin baik, membuatnya bersyukur pada Tuhan Yesus karena mengabulkan do'anya untuk melindungi Lisha dari keadaan apapun.
Nial tidak akan pernah lagi mengulang kesalahannya untuk menyakiti adik-adiknya apapun yang terjadi. Dia akan selalu berusaha untuk melindungi mereka berdua. Dia senang akhirnya semua ini telah berakhir dengan tidak membawa duka yang mendalam. Walau dia juga sedih dengan keadaan sahabatnya yang mengalami kecelakaan sehari sebelum Lisha membuka mata.

Tapi setidaknya keadaan Zayn sudah membaik. Bahkan Zayn di rawat di rumah sakit yang sama dengan Lisha, karena laki-laki itu ingin menjenguk adiknya yang masih belum membuka matanya. Tapi naas, kecelakaan kendaraan yang ada di depannya menyeretnya dalam kecelakaan beruntun yang melibatkan tujuh mobil saling menabrak.

"kau tidak sedang bermimpi beb"

Dan Nial tidak akan pernah melupakan dua sosok yang sudah sangat berjasa dalam merawat adiknya selama ini. Dia sangat berterima kasih banyak kepada Jake yang menjadi teman adiknya selama mereka ada di naungan FBI.
Dan juga kepada Daniel yang menjadi sosok berarti untuk adiknya, laki-laki itu menjadi sosok yang mungkin telah menggantikannya selama ini dalam posisi kakak untuk Lisha. Adiknya begitu menyayangi Daniel dan mempercayainya, bahkan perkataan Daniel yang tenang dan penuh kelembutan untuk menenangkan Lisha saat itu dapat dengan cepat ditanggap oleh Lisha. Adiknya berubah menjadi sosok manja kepada Daniel, membuat Daniel terkekeh dengan tingkah kekanak-kanakan Lisha padanya. dan saat itu pula dia merasakan cemburu pada adiknya sendiri yang lebih menanggapi Daniel daripada dirinya, kakak kandungnya.

Awalnya semua orang mengernyit dengan kedatangan CEO besar dari perusahaan nomor satu itu ke rumah sakit secara diam-diam menjenguk Lisha. Mr. Hedone segera bertanya ada apa gerangan beliau berkunjung kerumah sakit ini dan melihat keadaan putrinya, bahkan Mr. Hedone bertanya-tanya dalam hati apakah laki-laki itu mengetahui jika Lisha adalah putrinya yang selama ini hilang.
dan jawaban yang sangat mengejutkan terdengar dari Daniel jika laki-laki itu adalah sosok kakak yang selama ini merawat Lisha di luar naungan FBI. Orang besar seperti Daniel dengan ringan tangannya mengulurkan bantuan pada Lisha yang saat itu hanya se'onggok bocah yang terluka parah di dekat bak sampah. Pasti tidak akan ada yang percaya jika selama ini Lisha akan sangat terbuka jika dia bersama dengan Daniel, kakak angkatnya yang begitu baik hati.

Hal itupun membuat hati seorang Nial Horan berdesir, kenapa orang lain saja sangat ingin menjadikan Lisha adiknya dan menjaganya dengan baik. Sedangkan dirinya, malah berulangkali menyakiti adik-adiknya.

"apakah aku akan baik-baik saja setelah ini?"

Nial tersadar dari lamunannya "tentu. Kau akan baik-baik saja aku jamin itu" ucapnya mengelus rambut adiknya dari belakang. Berusaha menghilangkan rasa gugup yang mencekat tenggorokannya. Nial takut.

Dia sekuat tenaga menahan diri untuk tidak menangis di depan adiknya.

"maafkan aku Lisha"

Lisha mendongak, dia tersenyum kemudian menggiring kakaknya untuk pindah tempat berada di depannya. Dia menggenggam tangan kakaknya "kau tidak salah Nee, tidak ada yang salah disini. Semua ini takdir"

Nial tersenyum. Hati adiknya itu terbuat dari apa ?

"aku sadar jika aku bukan kakak yang baik" Lisha menggeleng
"tapi aku sedang berusaha untuk memperbaiki semua ini" Nial membawa adiknya ke dalam pelukannya.

"Lisha.."

Kakak beradik itu melepas pelukan mereka, melihat sosok yang berdiri di ambang pintu. Lengkungan tercipta di bibir Nial. "aku akan segera kembali" Nial mengecup kening adiknya sebentar sebelum benar-benar pergi dari rooftop itu.

Secret My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang