4. Perbedaan

15.5K 657 20
                                    

Yang di mulmed itu foto Fero ya readers 😊
Gimana? Manis ya 😁
Foto Alvin nyusul deh 😊

****


Dua orang gadis yang berwajah sama sedang duduk di taman menikmati pemandangan bunga-bunga cantik.

"Kak, lo kenapa sih jutek amat sama semua cowok yang dekatin lo?" tanya Viola.

"Lo kan uda tau apa alasan gue kenapa gue kaya gini, lo yang paling tau gue La, lo yang paling kenal gue" jawab Viona lirih.

"Iya kak gue tau, tapi gak semua cowok kaya apa yang lo pikirin kak, lo harus bisa ngebuka hati lo lagi kak, lo gak bisa terus-terusan kaya gini, gue sedih liat lo kaya gini kak" kata Viola iba, ia rela lakuin apa aja asal kakak nya bahagia.

"Gue mgerti maksud lo La, gue juga lagi nyoba buka hati gue buat cowok lain kok" Viona mengeluarkan senyuman terindah nya.

"Gue yakin lo bisa kak, asal lo bisa lupain masa lalu lo yang kelam itu" Viola berhambur ke pelukan kakak nya. Yang sedih Viona kenapa ia yang baper? Kini Viola menangis tersedu-sedu.

"Udah ah jangan nangis, ayo kita pulang La" ajak Viona lalu menghapus air mata Viola.

Dua gadis cantik itu beranjak dari zona nyaman mereka dan pergi menuju tempat yang lebih nyaman yaitu rumah.

***

Seorang lelaki sedang berbincang-bincang dengan teman nya di perpustakaan.

"Serius lo mau jadiin Viola pacar lo? Dan secepat nya lo bakal nembak dia? Dan lo cuma mau manfaatin dia aja?" tanya Viko bertubi-tubi setelah mendengar cerita Fero. Viko masih tak habis pikir dengan Fero.

Viko anggara adalah teman dekat Fero, Viko itu keren, dewasa, dan baik hati.

"Ya" jawab Fero singkat dan datar.

"Lo sadar gak sih Fer, lo bakal nyakitin Viola otomatis lo juga bakal nyakitin Viona karna Viola kembaran nya dia. Apa gak ada cara lain? Viola itu gadis baik Fer, bahkan dia terlalu polos untuk disakiti, pernah gak sih lo mikir perasaan orang dulu?" tanya Viko sedikit emosi.

"Gue bakal nyuruh Viola buat gak ngasih tau siapa-siapa tentang hubungan kami nanti, gue cuma mau tau info tentang Viona aja Vik, gue bukan mau nyakitin Viola" balas Fero dengan santai nya.

"Lo sadar gak sih Fer, dengan kaya gitu lo sama aja nyakitin Viola, secara lo tau kalo Viola suka sama lo, tapi memang dia selalu memendam perasaan nya itu, dia gadis baik Fer, gue harap lo pikir-pikir lagi ya" Viko bangkit dari duduk nya dan menepuk-nepuk bahu Fero, kemudian ia melenggang pergi meninggalkan Fero sendirian di kantin.

Dari awal Fero memang tau kalo Viola menyukai diri nya.

Fero mengabaikan perkataan Viko, mata dan hati nya telah di butakan oleh cinta.

Fero beranjak dari tempat duduk nya dan pergi menyusul Viko.

Sementara di sisi lain, 3 orang gadis sedang asik mengunyah makanan nya dengan lahap.

Namun seseorang datang menghancurkan ketenangan mereka terutama Viona.

"Haii cantikkk..." Dengan santai nya Alvin langsung duduk di samping Viona.

"Ck! Gue uda pernah bilang belom sama lo? Kalo gue itu gak suka diganggu, terutama sama LO!!" teriak Viona sambil menunjuk-nunjuk Alvin dan menggeser kursi nya.

"Ka—" ucapan Viola terhenti.

"Uda deh La, gak usah belain orang kaya dia" kata Viona datar.

"Tap—" lagi-lagi terpotong.

"Gak ada tapi-tapian La" sela Viona.

Alvin masih berusaha tersenyum, jauh di lubuk hati nya yang terdalam Alvin sedih mendengar ucapan Viona.

Sedangkan Keily tak tau harus berkata apa, takut di marahi Viona, ia juga tak tega melihat sih ganteng Alvin terluka.

"La, Kei, gue duluan. Kalian kalo masih mau disini terserah!" Viona pergi begitu saja dengan ekspresi datar nya.

"Kei lo kejar kak Viona ya, nanti gue nyusul, ada yang mau gue omongin ke kak Alvin" bisik Viola tepat di telinga Keily.

Keily mengangguk mengerti lalu pergi menyusul Viona.

Tinggallah Alvin dan Viola di sini, Alvin masih menatap kepergian Viona, sedangkan Viola bingung harus apa.

"Kak, gue minta maaf ya atas kekasaran kakak gue" ucap Viola masih dengan menundukkan kepala nya.

"Gak masalah" jawab Alvin datar.

"Sekali lagi maafin kakak gue ya kak" kata Viola yang kini membuat Alvin menaikkan sebelah alis nya.

"Iya iya, uda minta maaf nya? Lagian gue tetap cinta mau kaya mana pun sifat kakak lo" seru Alvin kemudian tersenyum miring.

"Benarkah? Beruntung banget ya kak Viona di cintai sama kakak yang baik hati" ucap Viola tanpa malu dan kini terang-terangan menatap Alvin.

Alvin menyadari bahwa dirinya di tatap Viola, sekilas ia menatap gadis itu, dan berpikir sesuatu.

Ternyata memang berbeda, batin Alvin.

Viola mengeryitkan dahi nya saat mengetahui apa yang di pikirkan Alvin.

"Apa nya yang berbeda kak?" tanya Viola tiba-tiba. Sontak membuat Alvin terkejut.

Kenapa dia tau apa yang gue pikirin? Ucap Alvin dalam hati.

Viola yang mendengar itu hanya bisa cengengesan gak jelas.

"Lo bisa baca pikiran orang?" tanya Alvin yang kini mulai meneliti Viola.

"Enggak kok kak" jawab Viola santai.

"Terus lo kok tau semua yang gue pikirin?" tatapan curiga mulai di keluarkan Alvin.

"Kan kakak sendiri yang ngomong, kakak sih kebanyakan ngelamun sampe gak sadar kalo kakak tadi ngomong sendiri, bisa di bilang keceplosan lah" Viola terpaksa berbohong, ia tak mau ada orang lain yang mengetahui kelebihan nya.

Alvin menatap bingung gadis di depan nya.

Benarkah dirinya berbicara sendiri? Berarti gak bicara dalam hati dong, tapi masa iya sih?

"Mana mungkin gue keceplosan, jelas-jelas gue ngomong nya dalam hati" celetuk Alvin.

"Terserah kakak deh mau percaya atau gak. Jawab pertanyaan gue tadi dong kak, apanya yang beda?" tanya Viola mulai kepo berat.

Alvin berpikir sejenak, "gue baru tau kalo gak cuma rambut kalian aja yang beda, tapi mata kalian juga" kata Alvin tiba-tiba.

"Maksud kakak apa?" tanya Viola bingung.

"Model rambut lo sama kakak lo bedakan? Rambut lo pendek, dan kakak lo rambut nya panjang, terus warna mata lo sama mata kakak lo beda, kakak lo warna coklat teduh, lah lo hitam kelam. Kakak lo punya daya tarik yang kuat, dengan kegalakan nya dia terlihat lebih menarik" jawab Alvin.

Viola baru mengerti. Ternyata kakak nya itu sangat sempurna. Biarpun mereka kembar, sekarang ia merasa minder jika berdekatan dengan kakak nya. Wajah mereka memang terlihat sama, tapi sebenarnya banyak perbedaan-perbedaan di antara mereka.

"Kakak benar. Yaudah kak kalo gitu gue balik duluan, byeee...." dengan terburu Viola pergi meninggalkan Alvin.

Sebagai seseorang yang mempunyai perasaan, pasti lah sangat sakit jika ada yang membeda-bedakan dirimu dengan kembaran mu.

Alvin mentap kepergian Viola. Kenapa gadis itu aneh sekali? Emang ada yang salah sama perkataan nya?

****

Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang