13. Berbohong

13.1K 564 6
                                    

Alvin masih terperanjak kaget. Bagaimana tidak? Sekarang ada seorang gadis sedang memeluk nya dan menangis.

Alvin mencoba melepaskan pelukan gadis itu, namun gadis itu menahan nya dan semakin memeluk nya erat.

"Hanya sebentar saja" ucap Viola lirih. Tubuh Alvin terpaku mendengar suara itu, sejujur nya ia tak tega melihat seorang gadis menangis, apalagi gadis itu menangis di pelukan nya.

Perlahan tapi pasti, tangan Alvin terangkat dan bergerak mengelus-ngelus kepala Viola. Sebenar nya ada apa dengan gadis ini? Pikir nya.

Viola semakin menangis di dalam dekapan Alvin. Sementara Rey melongo menatap pemandangan di depan nya.

"Ekhem... Tadi sok nolak, sekarang ngelus-ngelus. Jangan cari-cari kesempatan dalam kesempitan Vin" sewot Rey. Ia tak rela melihat sahabat nya mesra-mesraan sedangkan diri nya hanya menonton saja.

Alvin mengabaikan Rey dan masih mengelus-ngelus kepala Viola hingga beberapa menit. Tak lama Viola mulai sedikit tenang, tapi setelah nya ia teringat dengan kelancangan nya yang sudah memeluk seseorang, laki-laki pula. Viola langsung melepas pelukan nya dan menunduk malu.

"Ma-maaf kak" ucap Viola gugup.

Alvin hanya menatap Viola dalam mencari tau kenapa gadis itu menangis.

"Sini-sini kalo masih kurang pelukan biar kak Rey yang peluk" celetuk Rey tiba-tiba sambil merentangkan kedua tangan nya.

Alvin melotot ke arah sahabat tengil nya itu begitu pun Viola yang langsung menengadahkan kepala nya menatap Rey dengan wajah yang sangat merah.

Alvin menoyor kepala Rey lumayan kuat.

"Adaw.. Sakit Vin, lo kenapa sih? Gue salah apa?" kata Rey seolah-olah tak berdosa.

"Omes lo tuh ilangin dulu" balas Alvin datar.

"Gak bisa Vin, ini tuh bawaan lahir" Alvin mengeluarkan cengiran nya.

"Dosa apa gue punya sahabat kaya lo" balas Alvin jengah.

"Jadi lo gak mau punya sahabat kaya gue?" tanya Rey. Kini raut wajah nya berubah.

Dan blaaa.. Blaa... Blaaa... Lainnya.

Kembali lah terjadi perselisihan antara Alvin dengan Rey. Viola hanya menatap mereka berdua kemudian tertawa, menurut nya perdebatan mereka itu lucu.

"Hahahahaa...." ketawa Viola pecah. Padahal tadi gadis itu menangis lumayan histeris, sekarang malah tertawa gak jelas kaya orang gila.

Alvin dan Rey tersentak mendengar tawa gadis itu, mereka terdiam dan menatap gadis itu seolah-olah menganggap gadis itu aneh. Dan Alvin sedikit tak suka kalo diri nya di tertawakan.

"Ke-na-pa kak?" tanya gadis itu terbata-bata setelah melihat kedua laki-laki itu menatap nya tajam.

"Mood lo cepat banget ya berubah nya? Tadi aja nangis mewek-mewek, meluk-meluk orang sembarangan lagi, gara-gara lo nih seragam gue basah! Eh sekarang lo malah ketawa-ketawa gak jelas, dasar gadis aneh! Lo beda banget sama kakak lo!" ucapan Alvin menusuk jantung Viola.

"Iy-ya ma-af kak" Viola tak berani menatap Alvin.

"Jangan masukin ke hati kata-kata Alvin ya, dia orang nya memang gitu, dingin dan gak berperasaan" seru Rey sekaligus menyindir Alvin. Ia sedikit merasa kasian dengan Viola.

Viola hanya mengangguk.

"Buruan lo keluar deh, waktu gue uda kebuang sia-sia karena di peluk sama lo, gue juga mau ganti baju, apa lo mau liatin kita ganti disini?" tanya Alvin datar.

Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang