42. Sensitif

11.8K 477 1
                                    

Halo readers 😊
Author kasih liat foto Alvin tuh, semoga suka yah 😘
Jangan lupa vomment nya ok 😊
Selamat membaca 😊

****

Suasana malam ini sungguh menusuk hingga ke tulang-tulang Viola. Sekujur tubuh nya terasa menggigil akibat dingin nya angin malam, bahkan untuk beranjak atau sekedar bergeser pun ia enggan. Mata nya kini menatap lurus ke depan, pikiran nya melayang-layang ntah kemana, hati nya terasa bimbang, tak tahu harus berbuat apa. Kejadian tadi siang membuat nya kembali merasakan dilema. Ingin rasa nya ia menangis saat ini meluapkan isi hati nya.

Krekk..

Pintu kamar Viola terbuka perlahan, terlihat dengan jelas Viona berjalan mendekati Viola sembari membawa guling kesayangan nya.

"Lo belum tidur La?" tanya Viona saat menaiki kasur empuk Viola.

Viola menarik nafas perlahan, "seperti yang lo liat kak, gue gak bisa tidur" ujar Viola seadanya.

Karena dingin nya udara malam, Viona menarik selimut ke atas hingga menutupi sebagian tubuh nya.

"Gue tidur di kamar lo ya La." Viona membalikkan tubuh nya hingga membelakangi Viola. "Gue tau apa yang membuat lo sulit tidur malam ini, gue tau apa yang saat ini mengganggu pikiran lo La, tapi gue mohon La, jangan buat diri lo sendiri semakin tersakiti" seru Viona lirih. Ia sangat tahu apa yang sedang di rasakan oleh adik nya itu. Bahkan, jika ia jadi adik nya, ia pasti tak bisa setegar Viola saat ini.

Viona mematikan lampu tidur dan perlahan-lahan ia mulai memejamkam mata nya.

Sementara Viola, menangis dalam diam bersamaan dengan mati nya lampu kamar.

Tuhan..
Aku tak berharap banyak, hanya satu keinginanku saat ini, aku ingin tahu bagaimana rasa nya bahagia..

Sedetik kemudian Viola terlelap dalam tidur nya.

****

Halaman belakang sekolah, selalu menjadi tempat favorit Viola. Pasalnya di sana ia bisa mencurahkan seluruh isi hati nya tanpa ada seorang pun yang tahu. Ia bisa menangis sepuas nya tanpa ada yang melihat. Dan ia bisa dengan mudah nya menulis sebuah kata-kata di kertas tanpa ada yang mengganggu atau pun mengusik nya.

Viola duduk di rerumputan sambil memegang pena dan buku catatan kesayangan nya. Sesekali ia berpikir, hal apa yang akan di tulis nya kali ini.

Dear kamu..
Egois memang jika aku menginginkan kamu yang jelas-jelas milik orang lain, egois memang jika aku menginginkan kamu seutuh nya jadi milikku, egois memang jika aku menginginkan mu

"Ada di sini bersamaku saat ini"

Deg..

Viola berhenti menulis. Tiba-tiba saja jari nya terasa kaku saat mendengar suara seseorang yang menyambungkan kata-kata yang ingin di tulis nya. Bagaimana bisa apa yang ingin ia tulis sama dengan apa yang di ucapkan orang itu? Viola tertegun.

"Gue benar kan?" seru orang itu lagi, yang ternyata adalah Alvin. Sontak hal itu semakin membuat Viola terkejut.

Masih dengan ekspresi terkejut nya, Viola menatap Alvin. Pandangan mereka sama-sama bertemu. Tersadar akan hal itu, Viola segera membuang muka menghadap ke arah lain.

Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang